23/06/17

Yuk kenali tanda tanda alergi susu sapi pada anak...

Memiliki dua orang anak yang masih berusia dibawah 5 tahun merupakan tantangan tersendiri buatku. Aku dituntut untuk dapat mengambil keputusan dan langkah yang tepat setiap saat,  karena pada usia tersebut anak cenderung belum bisa mengungkapkan apa yang mereka mau dan apa yang mereka rasakan. Padahal di usia ini juga merupakan periode emas yang tidak boleh terlewatkan guna mendukung masa depan mereka kelak. Dan aku jelas menginginkan semua yang terbaik untuk anak anakku dalam segala hal.
Sayangnya, saking protektif nya aku sebagai seorang ibu, aku seringkali terburu buru mengambil kesimpulan soal mereka hingga akhirnya salah dalam membuat keputusan. Contohnya saja saat anak ketiga ku, Aira Nada Apsarini, yang biasa kami panggil Nada, berusia 10 bulan, pada sebagian besar wajah dan tubuhnya ditumbuhi bisul dengan ukuran yang tidak bisa dibilang kecil, aku sebagai orang awam langsung menyimpulkan bahwa anakku tuh alergi telur, karena kebetulan itu terjadi sesaat setelah aku mencampur telur kedalam menu MP ASI nya.
Dan otomatis aku pun menyetop asupan telur pada MP ASI nada dalam jangka waktu yang cukup lama. Tapi ketika aku mengkonsultasikan hal ini pada dokter yang nota bene ahli di bidangnya ini, serta melakukan serangkaian tes alergi pada nada, nada pun dinyatakan TIDAK alergi telur sama sekali. Hal ini jelas membuatku merasa bersalah, karena gara gara aku terlalu cepat memvonis, nada justru kurang mendapatkan kandungan protein yang seharusnya bisa ia dapatkan dari telur.
Pengalaman ini membuatku lebih berhati hati lagi dalam menyimpulkan sesuatu, terutama soal semua yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan serta kecerdasan anak anakku.
Terkait hal ini, DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, SpA ( K ) selaku pembicara dalam acara bertajuk " Tidak semua masalah pencernaan berkaitan dengan alergi " menjelaskan bahwa pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan seorang anak amat bergantung pada proses pencernaan, dari mulai makanan, proses penyerapan oleh usus sampai distribusi zat gizi oleh pembuluh darah. Sayangnya, menurut dokter cantik yang bertugas di RSAB Harapan kita ini, 50% bayi justru mengalami masalah pencernaan pada usia dini, yang jelas akan berdampak pada proses tumbuh kembang dan kecerdasannya kelak.

DR.Dr.ArianaAriana Dewi Widodo,SpA (K)

Gejala ketidaknyamanan ( discomfort ) yang paling sering terjadi pada bayi berusia dibawah  1 tahun ini biasanya disebabkan oleh faktor asupan nutrisi dan faktor non nutrisi.
Faktor nutrisi, diantaranya adalah :

  1. Gas dalam usus berlebihan
  2. Gangguan penyerapan karbohidrat
  3. Cara pemberian minum
  4. Alergi protein susu sapi ( intoleransi )         
Faktor non nutrisi, diantaranya adalah : 
  1. Motilitas
  2. GER
  3. Hormon usus
  4. Gangguan flora usus 
Gejala sistem pencernaan seperti kembung, buang gas, sakit perut, mual/muntah, BAB tidak lancar dan rewel tanpa sebab yang jelas, akan berdampak jangka panjang , terlebih jika gejala gejala tersebut berlanjut hingga lebih dari  3 bulan. Bayi akan cenderung  lebih agresif, hiperaktif, cemas berlebih, mengalami gangguan tidur, migren atau alergi.
Sebagai orang awam, seringkali kita langsung menyimpulkan bahwa semua gejala gejala ketidaknyamanan pada bayi itu adalah gejala alergi. Padahal menurut dokter cantikyang mendapatkan gelar doktor dalam bidang ilmu kedokterannya pada 2016 ini, tidak semua masalah pencernaan berkaitan dengan alergi, khususnya alergi susu sapi. Hanya sekitar 7% anak yang mengalami masalah pencernaan disebabkan karena adanya alergi susu sapi. Dan sisanya hanya disebabkan oleh sistem pencernaan yang belum matang sehingga menyebabkan perut bayi menjadi lebih sensitif.
Tanda tanda yang bisa kita lihat secara kasat mata soal alergi susu sapi ini diantaranya :

  1. Eczema
  2. Napas berbunyi
  3. Feses berdarah
  4. Sering gumoh berlebih
  5. Sering buang angin
  6. Rewel dan nangis terus menerus
Tanda tanda ini sebenernya mirip sekali dengan tanda tanda bayi yang hanya memiliki masalah pada pencernaannya saja, untuk mengidentifikasi apakah bayi kita mengalami alergi atau tidak, kita disarankan untuk melakukan serangkaian tes alergi di dokter dokter spesialis, tapi sebagai identifikasi awalkita bisa langsung buka www.enfaclub.com/tesalergisususapi/. Disana nantinya kita akan diarahkan untuk mengisi survei singkat soal keadaan anak kita dan diakhir survei tersebut kita akan langsung mendapatkan hasil tes alerginya. Walau begitu tools tes alergi yang digagas oleh Mead Jhonson ini hanya sebagai identifikasi awal saja ya... Untuk hasil pastinya kita tetap harus berkonsultasi dengan dokter.

Www.enfaclub.com/tesalergi-sususapi

Contoh pertanyaan di tes alergi enfaclub.com


Contoh pertanyaan di tes alergi enfaclub.com

ada hasil alerginya, bayi kita mengalami masalah pencernaan baik yang merupakan gejala alergi susu sapi atau bukan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sendiri dirumah loh... Ini diantaranya : 
  1. Mandikan bayi dengan air hangat
  2. Pijat / urut bayi dengan minyak urut yang memang aman digunakan untuk bayi
  3. Kompres bagian perut dengan air hangat
  4. Knee pushing exercise, gerak gerakan kaki bayi seperti sedang mengayuh sepeda
Selain cara cara diatas, khusus bagi bayi yang memiliki alergi susu sapi jelas harus mengkonsumsi susu yang tidak memicu alerginya. Bisa dengan susu soyaatau susu yang telah melalui proses terhidrolisa sebagian. Terkait hal tersebut, Mead Jhonson sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang susu bayi, amat memperhatikan masalah alergi susu sapi ini dengan memproduksi Enfagrow A+ Gentle Care.



Bapak M.Nuh selaku perwakilan dari Mead Jhonson pun memaparkan bahwa Enfagrow memecah molekul molekul protein susu menjadi kecil kecil terlebih dahulu atau yang biasa disebut proses protein terhidrolisa sehingga mudah dicerna oleh bayi dan tidak memicu alergi susu sapinya tersebut, ini jelas merupakan solusi untuk perut peka sikecil. 

0 comments:

Posting Komentar