05/09/17

Mari Bergandengan Tangan Ciptakan Generasi Emas Indonesia

Rasanya sudah tidak diragukan lagi ya soal kasih sayang orang tua pada anak anaknya yang seolah tidak terhingga... ya... semua orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anak anaknya... begitu pun denganku... kalau saja bisa kuberikan seluruh isi dunia ini pada ketiga anak ku, pasti akan dengan ikhlas aku berikan... tapi bagaimana jika kita berada di kondisi serba kesulitan?? Bagaimana jika kita ada diposisi yang sama dengan 27,77 jt penduduk miskin di Indonesia berdasarkan pada data terbaru Badan Pusat Statistik ( BPS ) maret 2017 lalu...?? 

Jika kita ada dalam posisi mereka sudah tentu kita juga menginginkan hal yang sama dan karena kita tidak bisa memenuhi nya secara ekonomi, otomatis kita akan berharap ada uluran tangan tangan yang dengan ikhlas membantu kita... Hal inilah yang menginspirasi Yayasa Abhipraya Insan Cendekia Indonesia  ( YAICI ) untuk menjadi penggagas dalan acara  Diskusi Publik Pemenuhan Hak Kesehatan Anak untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045 " Upaya Promotif dan Preventif mencegah Masalah Malnutrisi pada Anak " 



Dalam acara yang juga diadakan sekaligus untuk memperingati Hari Anak Nasional itu, dr Leny Nurhayati Rosalin, selaku perwakilan dari deputi tumbuh kembang anak kementrian perempuan dan perlindungan anak itu menegaskan bahwa sebagai orang tua,baiknya  kita tidak hanya memperhatikan masalah tumbuh kembang anak kandung kita saja, tapi juga anak anak disekitar kita... karena biar bagaimanapun secara tidak langsung anak anak sekitar kita yang sekarang ini, akan menjadi orang orang dewasa yang kelak akan mengelilingi anak anak kandung kita tersebut. Jadi, dengan kita memperhatikan juga masalah tumbuh kembang anak anak di sekitar kita, itu berarti kita pun sedang membangun lingkungan masa depan yang baik untuk anak anak kandung kita sendiri, sekaligus juga menciptakan generasi emas untuk Indonesia di masa depan...

Acara yang berlangsung pada 7 agustus 2017 lalu di aula gedung A Kemendikbud itu, dibuka dengan pagelaran teater dari siswa siswa SD Cugenang Gifted Boarding School yang diundang langsung dari Cianjur... Siswa siswi pilihan dengan IQ diatas 130 tersebut dengan apik dan luwes memerankan perannya masing masing dalam gambaran cerita disebuah desa terpencil soal kesenjangan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak anak akibat dari minimnya pengetahuan warga di desa terpencil itu... 
Aku yang memang memiliki darah sunda ini pun dibuat terbuai oleh lantunan musik yang dimainkan mereka untuk mengiringi jalannya pementasan drama tersebut...

Drama yang menceritakan tentang seorang anak yang memiliki tinggi dan berat badan kurang dari anak anak seusianya itu, secara tidak langsung menyindir para praktisi anak, komunitas,dan para awak media yang hadir, untuk lebih berperan aktif dalam pemenuhan hak anak secara keseluruhan baik dari segi nutrisi, pendidikan, dan psikologi anak untuk dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tentunya diperlukan diskusi bersama demi menyatukan paham yang sama soal upaya promotif dan preventif mencegah masalah mal nutrisi pada anak... 

Menurut  Dr.  Rahmat Sentika Sp.A, MARS,  yang merupakan Anggota Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 1000 hari pertama kehidupan anak anak kita adalah masa masa yang paling krusial untuk tumbuh kembang dan psikologi anak bahkan hingga mereka  dewasa kelak... 
Masa masa ini patut menjadi perhatian orang tua dan masyarakat sekitar serta pemerintah tentunya. 



Sebagai orang tua amat mudah bagi kita memperhatikan nutrisi bagi mereka... karena nutrisi tidak selalu berharga mahal... bukankah tempe dan tahu lebih banyak mengandung nutrisi dibanding dengan burger yang berharga selangit...??
 Yang diperlukan sebenernya tidak selalu soal materi saja, tapi lebih ke bentuk perhatian kita terhadap apa yang ' masuk ' kedalam tubuh anak anak kita.

Sebagai masyarakat yang tinggal dalam suatu lingkungan, kita diharapkan ikut aktif untuk memperhatikan masalah anak anak sekitar kita walau mereka bukan anak kandung kita. Bentuk perhatian nya bisa dengan berbagai macam cara... jangan sampai ada ' perut anak yang lapar ' di sekitar kita, misalnya...  ajak para orang tua nya untuk ikut aktif di fasilitas fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah, seperti posyandu dan taman ramah anak.

Melihat peran pemerintah sekarang yang sudah sedemikian aktifnya ini sih harusnya sudah tidak ada lagi masyarakat yang mengeluhkan susahnya pemberian nutrisi yang lengkap untuk anak anak nya ya... contohnya saja, saat ini vaksin gratis yang diberikan oleh pemerintah sudah bisa dikatakan lengkap selama para orang tuanya itu sendiri ikut aktif memperhatikan kelengkapan vaksin anak anaknya... dari segi kesehatan pun masyarakat miskin sudah dipermudah dengan adanya kartu Indonesia Sehat sebagai fasilitas kesehatan langsung dari pemerintah... bahkan di beberapa posyandu sudah digerakkan pemberian MP ASI gratis setiap harinya bagi anak anak dibawah satu tahun... untuk yang terakhir ini aku merasakan secara langsung... jadi di posyandu di lingkungan ku setiap harinya para kader membagikan MP ASI sehat ke bayi bayi dilingkungan kami.



Selain  memperhatikan nutrisi, untuk mewujudkan generasi emas 2045,perhatian kita pun tidak boleh luput dari perkembangan teknologi yang ada saat ini... karena tentunya selain sehat, kita pun menginginkan anak yang bermoral baik...
ingat kata bijak " jika ingin wangi maka kita harus dekat dengan tukang minyak wangi..." jadi jika kita ingin anak kita bermoral baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik pula... tapi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua di zaman milenial ini...  terutama di bidang penyiaran.
Dewi Setyarini M.Si selaku komisioner KPI pusat, pun menjelaskan bahwa kadang walau sudah diawasi tetap ada saja tayangan tidak baik yang lolos dari perhatian KPI. Tayangan tidak baik yang dimaksud berkisar dari pornografi, SARA dan kekerasan, yang seharusnya tidak diliat oleh anak anak...
Lagi lagi peran aktif orang tua amat diperlukan disini... jangan sampai anak anak kita melihat tontonan yang tidak baik ya...

Yuk mari kita bergandengan tangan bersama untuk menciptakan generasi emas sebagai penerus Indonesia yang lebih baik...

6 komentar:

  1. setuju banget sama isi artikel ini, kesehatan adalah hak anak dan kita perlu bergandengan tangan utk menciptakan generasi emas. ah dasar aku emak2 cengeng, baca beginian aja baper nih sampe ber-kaca2 bayangin wajak dua putriku yg lg di sekolah. hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk mbak gandengan tangan ama aku... kita sama sama ciptakan generasi emas indonesia... bukan hanya anak kandung kita... tapi juga anak anak disekelilingnya yaa... :)

      Hapus
  2. Saya juga termasuk generasi yang kurang gizi kayaknya. Tinggi badan ngepas, hehe.. Makanya sekarang pengen anak-anak saya gizinya terpenuhi, biar lebih tinggi dari ibunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga dong ya... :) sama banget nih mbak... tinggi badan amat sangat kurang euy... makanya jangan sampe ah anak anak kita juga begini... hihihi...

      Hapus
  3. generasi masa depan tergantung pada ibu ibunya. MPASI emang yang terbaik yang dikasih tuhan dan gratis pula. layaknya tanaman anak perlu perawatan dan bimbingan agar jadi melinia yang beriman dan tangguh

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju banget nih mpok... ASI tuh gratis dan yang terbaik untuk anak langsung dari sang pencipta...

      Hapus