11/02/18

Usaha kecil itu adalah Resolusi yang effort bagi kami

Meski sudah memasuki awal bulan Februari, Sepertinya masih belum terlambat lah ya kalau kita berbicara soal Resolusi di 2018 ini. Membuat resolusi diawal tahun agaknya cukup penting untuk dilakukan agar kita bisa memiliki semangat dalam menjalani kehidupan satu tahun kedepan. Bukan berarti orang yang tidak membuat resolusi awal tahun jadi tidak semangat loh ya, tapi jika kita membuat resolusi tersebut, Insya Allah hidup kita akan lebih terencana lagi.



Beberapa waktu yang lalu aku sempat menuliskan resolusi ku dalam meningkatkan prestasi didunia blogging ini. Mulai dari lebih semangat belajar seputar blog dan hal hal didalamnya sampai keinginanku untuk lebih banyak lagi memenangkan lomba blog. Resolusi-resolusiku tersebut bisa dibilang sebagai resolusi jangka panjang ku, karena semua itu tidak akan bisa diwujudkan dalam jangka waktu dekat.

Sementara itu, sebenarnya ada resolusi yang saat ini agak effort untuk aku dan suamiku lakukan, yaitu membuat suatu usaha dengan modal kecil yang bisa kami jadikan tumpuan nafkah keluarga. Ya... awal tahun ini keluarga kami memang sedang ‘disayang’ oleh-Nya. Ada serentetan kejadian yang pada akhirnya mengharuskan kami untuk ikhlas melepas usaha kami sebelumnya.

Setelah sebelumnya si ayah harus berhenti berjualan karena harus mengalah saat ada perebutan lapak dengan sesama pedagang di sekolah, kami harus kembali bersabar ketika kompor yang digunakan si ayah meledak dan membuat gerobaknya tersebut mengalami kerusakan. Sedih dan kaget pastinya, tapi aku bersyukur si ayah tidak apa-apa.

Si ayah sempat bertahan menggunakan gerobak rusak tersebut untuk tetap berjualan, hingga akhirnya mau tidak mau ia pun menyerah dan memutuskan untuk berhenti dagang dulu, karena memang gerobak tersebut amat tidak layak lagi untuk digunakan.

Alhamdulillah kami masih memiliki sedikit tabungan yang memang selalu kami siapkan untuk masa paceklik seperti saat ini. Biasanya tabungan tersebut hanya kami pakai untuk bulan puasa, saat usaha kami harus berhenti sementara. Tapi karena masa paceklik itu tiba lebih awal, akhirnya mau tidak mau kami pun harus menggunakan tabungan tersebut untuk memenuhi semua kebutuhan sehari-hari.

Harus melalui ‘kasih sayang’ Nya bersama tiga anak kami seperti saat ini jelas amat tidak mudah, tapi aku percaya setiap manusia memiliki rejekinya masing masing. Alhamdulillah kepercayaan tersebut juga diperkuat saat beberapa waktu yang lalu aku menamatkan Buku Aplikasi Pencari Rejeki . Buku tersebut sukses menenangkan jiwaku yang sedang bergalau galau ria ini.

Berbekal ketrampilannya saat dulu bekerja di Bengkel Las, Saat ini si ayah pun sedang membuat gerobak baru untuk nantinya kembali ia gunakan berdagang. Proses pembuatannya memang agak sedikit lebih lama karena si ayah harus bergantian menggunakan peralatan las tersebut dengan mertua ku yang memang berprofesi sebagai tukang las. Insya Allah setelah gerobak tersebut jadi, siayah akan kembali berjualan Maklor alias Martabak telor di sekolah lagi.

Dan yang terpenting, dengan kembali berjualan nya si ayah, Insya Allah kehidupan kami sekeluarga pun akan kembali normal seperti sedia kala... Aamiin... Aamiin... Aamiin...







This entry was posted in

5 komentar:

  1. Aamiin Allahuma Aamiin~ ^^

    Semangat terus usahanya, bu! Semangat juga nulisnya~ ;)

    BalasHapus
  2. Aamiin. Tulisannya sangat menginspirasi mbak.

    BalasHapus
  3. Aamiin... Terus semangat ya Mba. :)

    BalasHapus
  4. Aamiin..
    Semangat Mbaa!
    Semoga dimudahkan urusannya dan dilancarkan yaa!

    BalasHapus