25/10/18

Access Consiousness dan Access Bars, sang kunci pembuka potensi diri



Senantiasa berpikiran positif dalam segala hal memang menjadi idaman bagi setiap orang, karena dengan berpikiran positif terbukti hidup akan menjadi lebih tenang dan damai. Ini juga lah yang selalu tertanam dalam pikiranku selama ini. Sayangnya karena pemikiran tersebut terlalu dalam tertanam, membuatku agak sulit membedakan antara makna dari positif thingking yang benar-benar berasal dari pemikiran positif itu sendiri atau positif thinking yang justru mengarah pada kenaifan belaka.

Pada akhirnya pemikiran positif yang agak sedikit berlebihan ini justru menjadi kelemahan terbesarku, karena tanpa kusadari banyak orang yang memanfaatkan hal ini untuk kepentingan pribadi mereka. Awalnya aku sama sekali tidak menyadari hal ini, semuanya tertutup oleh pemikiran positifku tadi, hingga pada suatu waktu ada peristiwa yang membuatku merasa amat dikhianati oleh salah satu orang terdekatku.

Sebenarnya dari jauh hari sebelum peristiwa yang membuatku mengambil keputusan untuk meninggalkannya tersebut, sudah banyak orang disekitarku yang tak henti memperingatkan karena melihat adanya ketidakadilan yang ia lakukan padaku. Namun kembali lagi karena pikiranku masih dipenuhi dengan kenaifan yang berlindung dalam kata positif thinking itu, maka aku sama sekali tidak mengindahkan peringatan-peringatan tersebut, sampai aku benar-benar terluka karenanya.



Sedih, jatuh, dan terpuruk, kurang lebih itulah gambaran perasaanku saat dikhianati olehnya, dan yang paling membuatku ‘sakit’ adalah karena hingga tulisan ini dibuat, ia sama sekali tidak merasa bersalah padaku. Disitu aku sadar kalau tidak semua orang itu baik seperti apa yang ada di pikiranku selama ini.

Alhamdulillah masih ada seorang sahabat yang membantuku untuk bangkit dari titik nadir tersebut. Tak hanya itu saja, sahabat ini berhasil membuatku lebih percaya diri dan membantuku lebih mengenal potensi yang tanpa kusadari ada dalam diriku. Mungkin karena ‘luka’ tadi cukup untuk membuka hati dan pikiranku, semua yang diucapkan sang sahabat ini begitu mudah dicerna logikaku.

Step by step saran yang ia berikan padaku mulai aku terapkan dalam keseharian, baik itu untuk kehidupan berumah tangga maupun dalam karirku sebagai blogger. Dan voilaa... seperti menggunakan magic, hanya dalam hitungan bulan aku sudah menjelma menjadi orang yang benar-benar berubah, tentu yang kumaksud disini adalah berubah secara positif ya...

Alhamdulillah... Alhamdulillah... alhamdulillah... tak henti-henti aku ucapkan rasa syukur terhadapNya yang mendekatkan diri ini pada orang-orang baik dan membawa pengaruh positif padaku. Jujur aku sendiri tidak begitu paham kenapa saran yang ia berikan tadi berhasil aku terima tanpa bertentangan dengan pemikiran positif yang selama ini selalu menguasaiku. Saran yang jika dirasakan lebih jauh cenderung membuka pikiranku untuk sedikit ‘lebih waspada’ pada orang disekitarku tersebut. Dan lagi-lagi sang pencipta pun memberikan jawaban yang kucari melalui Acces Consiousness dan Access Bars yang aku ikuti beberapa waktu yang lalu.

Acces Consiousness dan Access Bars



Acces Consiousness dan Access Bars ini adalah dua metode yang saling berkaitan satu sama lain. Metode ini dapat membantu kita untuk lebih menyadari potensi diri dengan cara ‘membuka’ pandangan mengenai banyaknya harapan dan segala bentuk kemungkinan yang ada di dunia dengan kesadaran sejati dan keselarasan diri. Simpelnya adalah sama seperti yang dilakukan sahabatku tadi, ia berhasil membuatku menyadari potensi diri dengan membuka pikiranku terhadap dunia dengan caranya sendiri.

Coach Fena yang mengenalkan Acces Consiousness dan Access Bars pada para peserta yang hadir ini sama sekali tidak menyalahkan atau membenarkan pemikiran positif yang berlebihan padaku tadi, karena menurutnya dalam Acces Consiousness tidak ada pembenaran atau penyalahan terhadap suatu perilaku,. harusnya jika kita berhasil menemukan ritme dari energy yang ada disekitar kita, maka otomatis energy kita akan tertarik ke arah yang sesuai.



O iya sedikit informasi yang aku lupa jabarkan, menurut Acces Consiousness setiap yang ada di alam ini memiliki ‘getaran’ energy tak kasat mata, dan getaran inilah yang seharusnya bisa kita jadikan bantuan untuk menuju arah yang memang disediakan oleh sang maha pencipta untuk kita. Sebagai contoh, kadang kita sering ‘terasa’ jika ada yang sedang memperhatikan dari jauh bukan...?! nah perasaan inilah yang disebut ‘getaran’ tadi.

Salah satu cara agar kita dapat merasakan getaran-getaran tersebut adalah dengan cara membuang semua hal negatif yang tidak kita perlukan dalam hidup dengan Access Bars. Access Bars ini adalah sentuhan lembut di 32 titik yang ada dibagian kepala untuk memproses sirkulasi energi elektromagnetik, sehingga dapat melepaskan segala bentuk hambatan dalam diri baik secara sadar maupun tidak sadar.



Ibaratnya access bars ini seperti sebuah kunci yang akan membuka pemikiran kita dan membantu membuang semua hal yang tidak kita butuhkan untuk dapat lebih berkembang menjadi individu baru yang lebih baik.

Dalam kesempatan tersebut, aku pun ikut merasakan langsung access bars ini. Sayangnya karena saat itu aku begitu tegang, manfaat dari Access Bars tersebut kurang begitu terasa dan membuatku ingin di Bars lagi pada lain kesempatan. Berbeda dengan teman blogger lain yang bisa sampai tertidur pulas saat di Bars saking relaks nya, aku hanya merasakan sensasi seperti tersetrum saja, tapi menurut coach fena, ini merupakan hal yang lumrah karena setiap tubuh yang berbeda memang akan merespon dengan caranya masing-masing.



Acces Consiousness dan Access Bars ini terasa sama dengan apa yang dilakukan oleh sahabat yang aku ceritakan diawal tadi, sama-sama membantu membuka pemikiran dengan caranya masing-masing untuk melejitkan potensi yang ada pada diri ini. Nah buat kalian yang juga ingin dibukakan pikirannya agar sang potensi bisa dengan mudah masuk, kalian wajib banget ikutan Acces Consiousness dan Access Bars ini...

psssttt nantikan info selanjutnya soal kelas Acces Consiousness dan Access Bars lainnya di blogpostku selanjutnya ya...

0 comments:

Posting Komentar