12/12/18

Tiga Pesan yang tersirat dalam Kearifan Lokal Suku Baduy

Doc : Liputan6.com

Bagi sebagian besar masyarakat kota, keteguhan suku Baduy dalam memegang kearifan lokal untuk menolak masuknya perkembangan teknologi itu memang sedikit terkesan aneh, namun bagiku ‘keanehan’ tersebut justru terlihat sebagai suatu langkah cerdas dalam menjaga keseimbangan alam. Hal ini terbukti dengan tetap terjaganya kawasan suku Baduy dari segala polusi serta kerusakan alam yang biasa terjadi di tempat lain.

Terjaganya kawasan suku Baduy ini juga disebabkan oleh kepandaian dari suku Baduy dalam memanfaatkan energi yang ada di alam untuk membantu kesehariannya alih-alih memakai teknologi seperti masyarakat kota. Selain lebih hemat energi, memakai energi alam ini jelas akan mempermudah manusia dalam menjaga keseimbangan di alam sekitar.

Sebagai generasi muda yang masih memiliki ikatan darah dengan suku Baduy, rasanya aku ingin sekali mengumumkan pada dunia soal pesan yang dibawa oleh suku Baduy ini dalam merawat alam sekitarnya. Meski tidak se-ekstrim suku Baduy yang menolak masuknya perkembangan teknologi, kita juga bisa menerapkan pesan ‘menjaga keseimbangan alam’ dari suku Baduy itu dengan cara-cara yang disesuaikan pada perkembangan teknologi di tempat tinggal kita saat ini loh, diantaranya adalah sebagai berikut,

1. Menjaga aliran sungai agar tidak tercemar dan dapat dimanfaatkan untuk keseharian.

Doc : Travel.kompas.com


Cara yang terdengar klise dan sering diabaikan ini ternyata amat dipegang teguh oleh mereka yang berada di kawasan suku baduy. Berada di hulu sungai, membuat suku Baduy menerapkan sebuah peraturan tentang tata kelola pembuangan serta lokasi pemakaian air sungai yang wajib ditaati oleh semua orang di kawasan Baduy. Peraturan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan sungai yang juga dimanfaatkan oleh warga dari daerah lain di aliran sungai tersebut.

Dari kearifan lokal ini, kita juga bisa ikut mengambil pesannya dengan cara tidak membuang sampah sembarangan ke aliran sungai di wilayah masing-masing. Tak hanya dari segi kebersihan, sebenarnya aliran sungai juga bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik, jadi akan amat disayangkan jika tidak kita jaga dengan sebaik-baiknya.

2. Hemat Listrik

Kita tidak perlu sampai menolak penggunaan listrik seperti prinsip yang dipegang teguh oleh suku baduy itu, tapi paling tidak seharusnya kita juga bisa mengambil hikmah dari prinsip suku baduy tersebut. Simpelnya adalah, kalau mereka saja bisa hidup dengan nyaman tanpa adanya listrik, maka kita juga pasti bisa sedikit berhemat ria dalam memakai listrik tersebut.

Sebagai contoh saja, pada siang hari tentu akan lebih baik jika kita memaksimalkan cahaya dari sinar matahari alih-alih memakai cahaya lampu serta meminimalisir penggunaan AC dengan cara membuka semua jendela agar udara dapat dengan mudah masuk ke dalam rumah kita. Tentu ini bukanlah suatu hal yang sulit untuk dilakukan bukan...?

3. Jalan kaki

Meski tidak perlu sampai harus berjalan kaki dengan jarak puluhan kilometer seperti yang biasa dilakukan oleh suku Baduy, tentu akan lebih baik jika kita mulai membiasakan diri berjalan kaki untuk jarak dekat alih-alih menggunakan kendaraan bermotor. Selain lebih hemat energi, cara ini akan membuat kita lebih sehat pastinya.

pegipegi.com


Nah jika kita mau sedikit saja meluangkan waktu untuk memahami pesan-pesan tersebut, insya Allah nantinya akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga keseimbangan alam Indonesia tanpa mengurangi kenyamanan yang kita dapatkan di perkotaan. 
Inilah #SaatnyaEnergiMudaBeraksi untuk kehidupan yang lebih baik, jangan pernah malu untuk belajar dari mereka yang terlihat biasa, karena suatu hal yang luar biasa itu seringkali justru berasal dari hal yang biasa-biasa saja.

3 komentar:

  1. Iya, ya. Mereka aja bisa hidup tanpa listrik. Semua berawal dari kebiasaan.

    BalasHapus
  2. Sederhana tapi sangat mengena, salut dengan masyarakat Baduy dengan keteguhan prinsipnya. Patut dijadikan inspirasi bagi kaum milenial yang sudah ketergantungan energi

    BalasHapus