25/02/19

Cha-ching Curriculum, kenalkan literasi keuangan pada anak tanpa kerutan dahi



“Don’t! save what is left after spending, But ! spend what is left after saving” begitu ungkapan Warren Buffet, seorang ahli keuangan dunia, yang selalu aku ingat dan tanpa kusadari telah menjadi prinsip yang aku terapkan dalam mengelola keuangan keluarga kecilku. Dari ungkapan itu aku mulai belajar untuk selalu mendahulukan menabung alih-alih berbelanja. Prinsip ini pulalah yang kelak akan kutanamkan pada ketiga buah hatiku untuk bekal mereka nanti.

Namun sayangnya niat baik ini tak selalu berjalan mulus. Maksud hati menanamkan prinsip sejak dini pada anak agar pondasinya lebih ‘kokoh’ ternyata tidak semudah yang kubayangkan. Memang terasa agak sulit ketika membicarakan soal literasi keuangan pada mereka yang masih berusia anak-anak. Tak jarang, bukan pemahaman yang kudapat dari mereka tapi malah kerutan di dahi tanda ketidakpahamannya terhadap apa yang kubicarakan.

Peluncuran dan Pelatihan Guru Program Pendidikan Cerdas Keuangan Cha-ching Curricullum 




Aku sempat menyerah untuk mengenalkan prinsip dasar keuangan ini pada mereka hingga akhirnya  beberapa waktu lalu aku mendapat undangan untuk menghadiri acara Peluncuran dan Pelatihan Guru Program Pendidikan cerdas keuangan Cha-ching Curricullum. Bisa dibilang mataku seolah dibuka pada acara yang berlangsung di salah satu gedung Kementrian pendidikan dan kebudayaan RI tersebut.

Ternyata mengenalkan literasi keuangan pada anak tidak sesulit yang aku bayangkan asal kita tau caranya. Jelas terasa sulit membuat anak paham tentang keuangan jika kita mengajarkannya dengan ‘bahasa’ orang dewasa, tapi tentu akan lebih mudah kalau literasi keuangan tersebut dikenalkan dengan ‘bahasa’ serta ‘dunia’ mereka. Yup inilah yang coba dilakukan pada Kurikulum Cha-ching ini.

Mengenalkan literasi keuangan pada anak denga Cha-ching curriculum




Cha-ching Curriculum ini merupakan program edukasi keuangan yang komprehensif untuk membantu menanamkan ketrampilan pengelolaan keuangan pada anak-anak yang berusia 7-12 tahun. Cha-ching curriculum ini adalah hasil kolaborasi cantik Prudence foundation dan JA Asia Pasifik.

Sebelumnya Cha-ching telah dikenal luas lewat program edukatif yang ditayangkan setiap hari di saluran TV Cartoon Network. Fyi, program edukatif ini terbilang cukup sukses di Asia serta amat disukai oleh anak-anak karena tayangannya yang memang amat menghibur. Namun karena hanya ditayangkan pada stasiun TV berbayar Cartoon Network, tidak semua masyarakat dapat merasakan manfaat dari tayangan edukatif ini, dan hal tersebut amat disayangkan oleh para penggagas nya.

Nah hal inilah yang kemudian menjadi latar belakang disusunnya program Cha-ching Curriculum ini. Selain diharapkan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, Cha-ching curriculum ini juga merupakan tindak lanjut dari program edukatif tersebut, karena memang tidak semua hal dapat dipelajari hanya melalui tayangan edukatif saja, dan memerlukan interaksi dua arah agar dapat lebih dipahami.

Pak Bowo Irianto, Kepala Dinas pendidikan DKI Jakarta


Kabar baiknya adalah program Cha-ching curriculum ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah yang diwakili oleh dinas pendidikan DKI Jakarta sebagai pusat NKRI hingga akhirnya terselenggara lah acara peluncuran dan pelatihan guru program pendidikan cerdas keuangan Cha-ching curriculum ini.

Di acara ini, ada ratusan guru kelas 3SD yang sengaja diundang untuk mengikuti pelatihan guna lebih memahami Cha-ching Curriculum tersebut. Setelah menyelesaikan pelatihan Cha-ching Curriculum dan mendapat modul serta tools Cha-ching secara gratis, para guru tersebut diharapkan dapat menerapkannya di sekolah masing-masing.

Berkenalan dengan Cha-ching Curriculum




Di Cha-ching Curricullum anak-anak akan diajak berkenalan dengan sebuah band musik bernama Cha-ching yang cukup populer di kota nya melalui sebuah tayangan video edukatif.  Band Cha-ching itu berhasil mendapatkan banyak uang dari pertunjukan panggungnya, lalu mereka pun kemudian ditantang untuk dapat mengelola uang hasil usaha nya tersebut dengan cara serta kepribadiannya masing-masing. Seperti prudence yang paling cermat dalam mengelola keuangan atau bobby yang memiliki hobi menghamburkan uang misalnya.

Cha-ching curricullum ini memiliki empat konsep dasar mengelola keuangan yang diperkenalkan pada anak dengan cara menyenangkan sesuai dunia mereka, diantaranya adalah Earn (Mendapatkan), Save (Menabung), Spend (Belanja), dan Donate (Menyumbang). keempat konsep dasar ini mutlak harus diperkenalkan sesuai urutannya, karena telah disusun sedemikian rupa agar anak tidak salah memahami konsep literasi keuangan yang benar dalam kehidupan sehari-hari.



O iya pada tahun 2018 lalu, Cha-ching curriculum ini telah diperkenalkan di 221 sekolah di Jakarta dengan capaian 14.062 murid dan 466 guru. Hingga tahun 2020 mendatang,Cha-ching ditargetkan dapat menjangkau 92.000 siswa di 1546 sekolah di Jakarta. Kedepannya Cha-ching curriculum ini akan terus dikembangkan serta diperluas lagi jangkauannya agar anak Indonesia lebih mudah mengerti soal literasi keuangan tanpa ada kerutan di dahinya.

Jadi, masih bilang kalau mengajarkan keuangan pada anak itu susah...? semoga tidak lagi ya... insya Allah Cha-ching curriculum akan membantu kita, para orang tua dalam  masalah ini.

31 komentar:

  1. Anak-anak diajarkan mengelola keuangan sejak dini tapi harus dibarengi dengan perilaku orangtua juga ya gak sembarangan mengeluarkan uang untuk keperluan yang gak penting. Bagus banget kurikuluk ChaChingnya, mudah-mudahan bisa diterapkan di banyak kota juga nih,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, harapanku juga semoga kurikulum Cha-ching ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia secara umum ya

      Hapus
  2. Memang paling enak kalau ngajarin anak-anak itu dengan cara yang menyenangkan. Begitu tau kurikulum Cha-Ching ini, saya juga merasa ini menyenangkan banget. Tinggal kitanya deh mau konsisten atau enggak mengajarkan hal ini ke anak-anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul kak, konsistensi pengajaran ini cukup penting ya agar pemahaman nya ga setengah setengah

      Hapus
  3. Benar, karena adanya di tv berbayar jadi masyarakat kelas bawah mah tidak mengenal Cha ching. Beda lagi sama serial Upin Ipin, HACI, atau Duda dan Dada, hehehe... Anak mudah nonton dan apa-apa selalu dengan mudah diikuti

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, oleh karena itu digagas lah kurikulum Cha-ching ini

      Hapus
  4. Wah, keren sekali yah mbak program literasi keuangan yang disampaikan lewat karakter di film anak, jadi meresapnya pun lebih mudah buat anak2 nih.

    Aku juga pelan2 mulai ngajarin anakku tentang nilai uang nih mbak, biar gedenya gak boros hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mengenalkan literasi keuangan sedini mimungk itu emang udah yang paling baik ya kak

      Hapus
  5. Nama metodenya unik ya.. gampang diingat dan anak juga lebih gampang mengerti karena mirip dengan nama hewan hehe.. memang ya literasi keuangan itu sudah bisa diajarkan kepada anak sejak dini.. InshaAllah mereka lebih mudah memahami

    BalasHapus
  6. Pembelajaran mengenai literasi keuangan memang ada baiknya di bekali sejak dini agar anak2 lebih bisa menghargai hasil usahanya (uang) di masa mendatang

    BalasHapus
  7. Namanya lucu ya chaching, sekilas kaya pelajaran ipa gitu. Ternyata bukan. Aku apresiate banget sma kurikulum ini bagus bgt untuk anak anak

    BalasHapus
  8. aku suka sama kurikulum chaching dan udah nonton banyak videonya. hahaha. Belajar keuangan buat anak SD makin mudah dengan chaching.

    BalasHapus
  9. Keren banget kurikulum ChaCing-nya. Aku kepengen nyoba ah di websitenya. Kepengen ngenalin ke anak-anak. Biar mereka melek finansial sejak dini.

    BalasHapus
  10. Kadang ya manusiawi banget suka marah, apalagi sama anak-anak, lihat mereka ngga beresin mainannya aja marah, ngga dengerin kita marah.. padahal namanya juga anak-anak mereka justru butuh bimbingan dan contoh dari kita sebagai orangtuanya sebagai rule model dirumah, termasuk dalam hal keuangan ya mba.. siap.. semoga aku bisa mempraktekan metode ini dirumah untuk anak-anak

    BalasHapus
  11. Penasaran dengan kurikulum chaching ini, kayanya mudah banget dipahami anak-anak karena materinya seru. Semoga kurikulum chaching bisa masuk ke sekolah-sekolah di banyak kota Indonesia ��

    BalasHapus
  12. Bener banget mba, sejak kecil anak harus diajarkan tentang literasi keuangan supaya makin melek keuangan apalagi di era digital seperti saat ini

    BalasHapus
  13. Bagus nih progamnya. Aku blm punya anak dan kadang ribet ngajarin ponakanku soal keuangan. Ini dikit2 dia pahamlah kalau mau sesuatu kudu nabung dulu

    BalasHapus
  14. Lucu ya baca namanya ChaChing Curriculum. Bunda nih karena cucu2 udah pd gede jarang banget tuh nonton film2 cartoon. Tapiiii decara gak langsung ternyata cucu sdh menerapkan prinsip seperti disebutkan dlm postingan. Ketika mereka terima uang dari siapa saja (to get but not to earn) mereka langsung menabung...kl ada yg diperlukan dlm skala kecil mereka beli dengan uang sendiri laluuu...ini yg bikin bunda kagum, dengan senang hati (tanpa kerut dikening) hehe
    seringkali mereka menghampiri para anak jalanan utk memberi mereka uang. Kami sll menghujani mereka pujian. Md2an sifat ini akan mereka bawa hingga dewasa. Mereka akan menjadi manusia2 berguna yg menghargai uang. Aamiin.

    BalasHapus
  15. penting banget ngajarin anak tentang keuangan sejak dini yaa, agar setelah dewasa nanti mereka lebih bijak dalam mengelola keuangannya :)

    BalasHapus
  16. Seru yaa programnya. Sejak kecil anak tak hanya diajari tentang uang aja tapi tentang konsep menyumbang (memberi pada orang tak punya). Nantinya anak akan lebih peka terhadap orang-orang kurang beruntung di sekitarnya

    BalasHapus
  17. Informatif banget. Dengan hadirnya chaching kurikulum ini tentu mengajarkan anak mengenai literasi keuangan jadi nggak susah lagi ya mbak. Btw thank for sharingnya, semoga bisa saya terapkan juga kurikulum tsb pada si kecil.

    BalasHapus
  18. Mengelola keuangan memang penting dilakukan sejak kecil, dan bagus bangat ini ada Cha-ching Curriculum ini, jadi anak-anak akan bijak mengelola keuangan sejak dini ya Mba.

    BalasHapus
  19. Chang Ching kalau bahasa betawi om dan Tante.

    Mengajak anak untuk bisa pintar membelanjakan uang mereka memanglah tidak mudah tapi dengan edukasi ini anak bisa mengetahui bahwa uang di dapat bukan dengan cara mudah

    BalasHapus
  20. Asik sekali dengan adanya aplikasi Chang Ching yang akan membawa perubahan pada anak kita.

    Jaman kita mah pakai celengan ayam buat menabung dan tidak ada belajar membelanjakan barang dengan bijak

    BalasHapus
  21. Jadi penasaran dengan Cha Ching kurikulum ini kayak apa ya. Keliatannya bagus ya. Anak-anak jadi suka belajar literasi keuangan.

    BalasHapus
  22. Semoga kurikulum cha ching ini masuk ke semua sekolah dasar di Indonesia, agar anak-anak sudah melek literasi keuangan sejak dini, jangan sampai kayak saya di usia dewasa masih terseok-seok dalam mengelola keuangan

    BalasHapus
  23. Iya bagus ya mbak kurikulum ini kalau diajarkan ke sekolah2, jd penerus kita bisa lbh bijak menggunakan uang. Ini jg bagus sih mendorong kewirausahaan, krn mereka belajar jg gmn cara dapatin uang dgn bener.

    BalasHapus
  24. Keren nih kurikulum cha Ching nya, literasi keuangan yang bner2 tertarget sesui dengan dunia anak banget yaaa. Lucuuu bandnyaa..
    Moga oorang tua pun bisa bekerja sama dan memberikan contoh yaaa pada anak2 kitaah

    BalasHapus
  25. Aku selalu suka sama pendidikan alternatif dan kurikulu. Yg fleksibel diterapkan pada anak-anak

    BalasHapus
  26. Bagus ya konsepnya, jadi bisa mengajarkan ke anak2 tentang literasi keuangan sejak dini. Kelak mereka nantinya akan lebih bijaksana dalam menggunakan uang, plus dilatih untuk berbagi pula ya Kaa.

    BalasHapus
  27. Bener ini pendidikan keuangan harus Dr kecil. Miris kadang kadang lihat anak zaman now yang hedon abis tapi ga bisa cari yang. Aduu nanti tua gimana. So kurikulum Cha ching ini lebih baik lagi kalaau masuk ke semua lini pendidikan dasar ya.. mantap itu

    BalasHapus