19/10/18

SMA atau SMK...? pertimbangkan dulu kedua hal ini...

SMA atau SMK ?


Masih segar dalam ingatanku ketika harus memutuskan akan melanjutkan pendidikan kemana setelah lulus dari sekolah menengah pertama (SMP). Galau tingkat tinggi, kalau kata anak sekarang mah, dengan sedikit pertimbangan, pada akhirnya aku memilih untuk meneruskan ke Sekolah Menengah Atas atau SMA alih-alih Sekolah Menengah Kejuruan.

Saat itu, tekad yang begitu kuat kalau aku pasti bisa kuliah dengan beasiswa menjadi alasan terbesarku memilih jalur SMA, jalur yang hingga saat ini masih aku sesali. Aku katakan demikian bukan berarti Sekolah Menengah Atas itu tidak bagus untuk menunjang masa depan, namun seharusnya sih sebelum memilih akan melanjutkan pendidikan kemana tuh kita harus mempertimbangkan banyak hal terlebih dahulu agar tidak menyesal.

SMA atau SMK...? pertimbangkan dulu kedua hal ini... 


Nah kali ini aku mencoba untuk sedikit sharing soal apa saja yang harus kalian pertimbangkan saat akan memilih mau melanjutkan pendidikan kemana, SMA atau SMK, dari pengalamanku itu sih ada dua hal yang harus diperhatikan, berikut diantaranya :

1. Cek kemampuan keluarga

Bukan berarti aku meremehkan atau menjatuhkan siswa yang berada dalam kategori kurang mampu. Tidak, sama sekali tidak. Aku letakkan ini sebagai pertimbangan pertama semata-mata adalah untuk dapat mengukur juga kemampuan kita dalam membiayai kelanjutan pendidikan itu sendiri. Beasiswa memang bisa membantu tapi tidak akan pernah bisa menjadi jalur utama, ini yang aku rasakan.

Kalau kita masih merasa hanya mengandalkan beasiswa saja, ada baiknya memilih jalur SMK  dibanding SMA. menurutku jalur ini lebih ‘aman’ untuk dipilih, karena andaikata saat kelulusan nanti kita tidak bisa melanjutkan kuliah, akan lebih mudah mencari pekerjaan jika kita adalah lulusan SMK. Dan jika kedepannya ada sedikit rejeki lebih yang memungkinkan kita kuliah pun, bukan masalah bagi para lulusan SMK, ya biar bagaimanapun SMK kan setara dengan SMA.

2. Cek minat dan passion

SMA atau SMK ?
Siswa SMK jurusan teknik pembangkit listrik


Bagi para lulusan SMP mungkin hal ini memang akan terasa sulit, tapi tetap harus dilakukan demi masa depan yang tidak salah langkah. Biasanya minat terhadap sesuatu ini bisa dilihat dari hobi atau pekerjaan orang tua. Sebagai contoh saja misalnya anak dari orang tua pebisnis cenderung memiliki minat dibidang bisnis juga.

Nah jika minat dan passion ini belum terlihat jelas atau masih samar-samar, SMA menjadi pilihan terbaik, namun jika sudah terlihat ada baiknya langsung melanjutkan ke SMK dengan kejuruan yang sesuai minat saja agar lebih terasah. SMK pun akan menghindarkan kita dari pelajaran yang tidak disukai loh... Hehehe...

Kalau dua hal tersebut sudah dipertimbangkan secara maksimal maka insya Allah pilihan tersebut sudah merupakan pilihan terbaik. O iya sekedar informasi saja, ada perbedaan mencolok antara SMA dan SMK yang harus kalian tau, kurikulum yang ada di SMA cenderung umum karena memang bertujuan untuk menyiapkan para siswa nya agar dapat melanjutkan pendidikan lagi ke perguruan tinggi. Sementara kurikulum di SMK sudah diatur sedemikian rupa agar dapat menghasilkan siswa-siswa yang siap ‘turun ke lapangan’ untuk bekerja.

SMK Ora Et Labora, Teknik Pembangkit Tenaga Listrik


Bicara soal sekolah menengah yang akan dipilih, beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 18 Oktober 2018, aku berkesempatan untuk menghadiri peresmian gedung SMK Ora Et Labora di kawasan BSD, tanggerang. Menurutku sekolah ini agak unik, karena memiliki jurusan teknik pembangkit tenaga listrik, sebuah jurusan yang masih amat jarang dipelajari.

SMA atau SMK ?


Masih amat jarang bukan berarti tidak kompeten loh, justru sekolah ini merupakan pioner dari jurusan pembangkit tenaga listrik yang notabene amat dibutuhkan di Indonesia saat ini, terutama setelah pemerintah secara resmi mencanangkan program listrik 35000 megawatt yang pastinya memerlukan banyak tenaga handal di bidang tersebut.

Selain jurusannya yang memang langka itu, SMK OL, begitu nama gaulnya, memiliki keunggulan lain yang bisa dipertimbangkan sebagai alasan memilih sekolah ini untuk melanjutkan pendidikan, salah satunya adalah kurikulumnya yang menempatkan komposisi praktik lebih besar daripada teori hingga 65%. untuk memenuhi hal ini, SMK OL pun sampai mendatangkan peralatan berkualitas tinggi dari Jerman dan Amerika untuk digunakan agar praktik tersebut benar-benar terasa nyata layaknya di Industri.

Tak hanya itu saja, demi menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan terkini di dunia kerja nyata, SMK OL pun tak hentinya menjalin komunikasi khusus secara intensif dengan para penggerak industri di bidang tersebut. Hal ini dilakukan semata-mata agar lulusan dari SMK OL menjadi tenaga handal yang sesuai dengan industri pastinya.

SMA atau SMK ?


Dalam peresmian gedung baru ini, Michael W.P.Soeryadjaya, selaku Presiden Direktur Saratoga, sponsor utama dari SMK OL, pun menegaskan kembali alasan utamanya berinvestasi di sekolah ini, yaitu sebagai wujud dukungannya terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan pembangunan nasional melalui peningkatan sektor ketenagalistrikan terutama dalam hal mencetak generasi berkualitas yang kompeten, terampil serta memiliki keahlian khusus.

Pada kesempatan yang sama, aku juga sempat berbincang dengan Nisa, siswi kelas 11 di SMK OL, alasannya jauh-jauh datang dari Jepara dan menempuh pendidikan di sekolah ini tak lain adalah karena ia melihat peluang kerja yang besar dari jurusan ini. Alasannya pun diperkuat ketika melihat orang tuanya yang bekerja di salah satu pembangkit listrik di desanya. Kurang lebih alasan Nisa ini sama dengan apa yang aku bahas diatas ketika memilih minat dan passion tadi.

Oiya, untuk memastikan kualitas dari lulusan SMK Ora Et Labora ini, pihak yayasan pun berani menghadirkan sumber daya pengajar yang unggul dan berkualitas, bekerja sama dengan Swiss German University (SGU), SMK OL menghadirkan pengajar-pengajar yang kompeten dan kredibel dibidangnya, serta menggandeng Central Industrial Technology Enterprise (CITE), sebuah lembaga berbasis industri dan berorientasi sosial yang teruji di dunia, sebagai contohnya saja seperti latar belakang sang kepala sekolah yang telah mengenyam pendidikan S3 di Jepang.

Menurutku sih memilih SMK sebagai lanjutan pendidikan tuh amat bisa diperhitungkan, tergantung apa yang kita perlukan di masa depan. Nah kalau menurut kalian sendiri bagaimana teman...?




   


2 komentar:

  1. SMK seru.. aku lulusan SMK �� enak ada banyak praktiknya.
    Keren SMK Oel, tenaga listrik masih butuh terus dari waktu ke waktu yaa mba

    BalasHapus
  2. aku juga dulu lulusan smk mbak, meskipun setelah lulus aku tetep langsung lanjut kuliah juga gak kerja dulu, tapi alhamdulillah ambil jurusan kuliah sama dengan jurusan waktu smk jadi skillnya lebih banyak dibandingkan teman2 yg lain

    BalasHapus