14/09/17

Neo In Style, Kolaborasi Cantik Neo Soho Mall Dan IFC

Sejak kecil aku terbilang cukup dekat dengan  dunia Ready to Wear ( pakaian jadi ). Masih jelas sekali dalam ingatan saat ibuku membangun usaha pakaian jadi untuk anak anak guna menopang perekonomian keluarga kami ditengah krisis moneter yang melanda saat itu. Saking dekatnya dengan dunia pakaian jadi itu, alhamdulillah aku pun bisa membuat pakaian jadi sendiri tanpa harus ikut kursus dengan biaya biaya selangit. Bahkan dulu, saat Aku lulus SMA akupun berniat untuk melanjutkan sekolah dibidang ini juga loh.

Impian itu memang tidak tercapai tapi sampai sekarang aku masih amat mencintai 'dunia' ini. Oleh karena itu, aku benar benar senang sekali saat terpilih menjadi salah satu blogger yang mewakili komunitas blogger crony di fashion show bertajuk " Neo in Style " di Neo Soho Mall pada tanggal 10 september 2017 lalu.


Neo in Style, yang merupakan kolaborasi Central park dan Neo Soho dengan Indonesian Fashion Chamber ( IFC ), termasuk dalam rangkaian event anniversary  Central Park dan Neo Soho mall yang mengangkat tema " Boundless Jub 1lation An Extraordinary 1st anniversary bash of neo soho mall & 8th anniversary bash of central park mall ". 

Selain Fashion Runway, dalam event yang berlangsung sejak tanggal 8 september 2017 hingga 1 oktober 2017 ini juga menghadirkan artis, designer, dan speakers papan atas dalam makers fest, dan live mural. Neo in Style ini sebenarnya adalah tindak lanjut dari kerja sama yang telah dijalin sejak didirikannya concept store d2i, yang menyajikan produk ready to wear craft fashion karya para anggota IFC dalam rangka memberi kesempatan bagi desainer muda untuk mempersiapkan dan memperkuat lini ready to wear agar dapat lebih mengembangkan bisnis retail fashion.

Fashion show neo in style ini diawali dengan penampilan sepuluh koleksi busana hasil karya desainer desainer muda binaan Lembaga Pengajaran Tata Busana ( LPTB ) Budiharjo. Tema Water yang diperagakan oleh para model ini tercermin dalam 10 busana yang bergaris ringkas dan bersih, diolah dari bahan scuba dan plastik transparan dengan ujung baju yang tidak dijahit. Dalam balutan busana warna navy, para model pun melakukan live painting dengan melukis langsung coretan coretan cat guna memperkuat ide awal.


Setelah dibuat terpesona oleh aksi live painting yang dilakukan oleh kesepuluh desainer LPTB budiharjo yang terpilih, selanjutnya ada pagelaran busana karya 9 desainer muda indonesia yang tergabung dalam Indonesian Fashion Chamber.

1. " Terbuai " by Phangsanny


Karya karya bertema ' nyungga Mbuhang Humba' yang ditampilkan dalam " terbuai " by Phangsanny ini amat lekat dengan adat istiadat warga sumba. Dari mulai motif kain, kain tenun yang digunakan, hingga model desain nya, hampir semua bernuansa sumba. Phangsanny pun mengungkapkan bahwa  karya karya nya ini memang ia dedikasikan sebagai wujud kecintaan serta kekagumannya pada kearifan dan keunikan warga sumba.
Ya... Seolah olah phangsanny memang dibuat terbuai oleh nuansa sumba yang begitu ia cintai.


2. E- Moticon By Ali Kharisma


Ada alunan musik syahdu yang mengiringi langkah gemulai para model yang memperagakan busana karya desainer sekaligus National Chairman Indonesian Fashion Chamber ini. Seiring dengan musik lembut nya, seolah ada gejolak emosi yang ingin ditampilkan dalam perpaduan cantik warna putih dan hitam yang sengaja ditonjolkan.


3. Ranting by Nafil Apim


Koleksi koleksi busana karya Nafil Apim yang ditampilkan kali ini didominasi dengan karya berbahan Organza, tile, duches, brokat dan satin lengkap dengan detail mutiara serta taburan payet yang seolah memperkuat kesan feminine dan elegan. Sesuai dengan tema yang diangkat nya, " Ranting " memang terinspirasi dari ranting kayu di pantai. Detail desainnya pun banyak yang menggambarkan guratan guratan layaknya ranting ranting pohon. Warna warna alam seperti coklat muda, warna pasir,putih mutiara, dan warna kayu muda pun menambah kuat kesan " ranting" yang coba diangkat oleh seorang Nafil Apim.



4. Reborn29 by Syukriah 


Musik ceria mengiringi para model yang memperagakan " hello SunShine " by Syukriah. Ada nuansa kehangatan musim semi yang coba diangkat oleh desainer muda ini dalam balutan karya karya desainnya yang didominasi oleh warna warna alam dan hijau pepohonan dengan cutting simple dan detail detail fungsional yang selain memenuhi unsur estetikanya juga sekaligus memenuhi kebutuhan penggunanya, seperti serutan tali dan permainan posisi kancing yang berfungsj untuk sizing.
Keceriaan para model pun menambah kesan hangatnya nuansa hutan heterogen yang memberikan keindahan dan kenyamanan tersendiri di setiap karyanya..


5. Mozza by Febyayusta


Kalau Syukriah mengangkat tema soal musim semi, Febyayusta coba mengangkat tema " koi no yokan " yang bermakna cinta pada pandangan pertama lengkap dengan nuansa musim gugur nya.
Ya... Febyayusta memang terinspirasi dari daun daun kering musim gugur dan turunnya salju pertama di Jepang.  Hal ini amat kental terlihat pada detail aplikasi pada karya karyanya yang menggunakan beads mutiara yang seolah mewakili bulir bulir salju dan rajutan yang mengibaratkan ranting ranting kering berserakan. Nuansa jepang amat terasa dalam karya karyanya yang ditampilkan kali ini...


6. Padma by Khanan


Kali ini khanan mencoba memadukan warna warna hitam dan putih dengan garis garis serta bidang yang terpadu cantik dalam 8 karyanya. Ada keserasian yang coba diangkat olehnya.


7. Loge Finale by Belinda Ameliyah


Loge adalah sebuah bangunan benteng yang dibangun oleh Belanda pada masa penjajahan tahun 1767 di daerah klojen kota malang. Siluet bangunan inilah yang kemudian menginspirasi seorang Belinda Ameliyah dalam mendesain 8 koleksi modest wear.
Rancangan modest wear nya berbahan soft jeans kombinasi kain woven, terdiri dari celana dan outwear yang sangat wearable di styling dengan detail detail selendang woven dana aksesoris kayu menambah kesan ethnic.


8. Limbo - the last chapter by Aldre


Koleksi koleksi karyanya merupakan kombinasi dari rasa senang, petualangan, formal dan santai yang ia tuangkan dengan begitu apik dalam desainnya....


9. Frozen fall by Yon Yulizar


Suasana musim dingin bersalju di belahan kutub utara, menjadi sumber inspirasi dari anggota IFC yang telah berpengalaman selama 26 tahun di dunia fashion. Yon yulizar coba menghadirkan gaya rancangan avantgarde dengan tehnik pengerjaan yang sangat apik dan dikerjakan dengan proses buatan tangan. Yon yulizar pun menggabungkan beberapa unsur material, lace, satin, tille, dan bahan bahan pendukung lainnya, serta aksesoris buatan tangan yon yulizar sendiri.


Selain menghadirkan karya dari 9 designer muda berbakat ini, Neo Soho Mall pun menggelar Fashion Design Contest 2107 presented by YOU C1000. Kompetisi yang bertujuan untuk menjaring talenta baru yang kreatif dalam dunia pakaian jadi di Indonesia ini, berkolaborasi dengan lima sekolah mode, yakni Esmod Jakarta, Instituto Di Moda Burgo Indonesia, Binus Northumbria School of Design, LaSalle Collaage Jakarta, ean LPTB Susan Budiharjo. Kontes Fashion ini telah melalui proses seleksi yang menghasilkan 50 rancangan dari perwakilan masing masing sekolah mode tadi.... Dan akan dilaksanalan grand final pada tanggal 15 september 2017.


2 komentar:

  1. Baju nya keren-keren ya... jadi mupeng. Btw boleh dong aku dibuatin baju hehehe

    BalasHapus