30/06/25

Review Aplikasi AmarthaFin, Peluang Cuan untuk Kamu yang Pindah ke Daerah

 



Membaca judul di atas pasti akan membuat beberapa orang jadi sedikit kebingungan. Memangnya ada ya hubungan antara review aplikasi AmarthaFin yang aku tulis di blogpost kali ini dengan peluang cuan ketika kita pindah ke daerah? Tenang, kebingungan kalian wajar kok. Jujur awalnya aku pun ngga menyangka kalau ulasan tentang Review aplikasi AmarthaFin ini akan aku tulis sebagai peluang cuan baru yang berhasil aku temukan di tengah berbagai culture shock ketika pindah ke daerah. Namun nyatanya aku merasa amat sayang jika hal sekeren ini tidak dibagikan pada kalian semua, pembaca setia blog ini.


Sedikit cerita, sekitar  dua tahun lalu, aku pindah dari Kota Bekasi ke Kabupaten Bekasi. Karena pindahnya bisa dibilang tidak terlalu jauh, hanya belasan kilometer saja, aku memang tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Semua berjalan begitu saja, sampai akhirnya kami benar-benar pindah ke kabupaten Bekasi dan mengalami berbagai culture shock. 


30 tahun lebih tinggal di Kota Bekasi mau tidak mau menjadikan kota patriot itu sebagai ‘patokan dasar’ bagiku. Tanpa sadar, aku merasa kalau semua kota dan kabupaten yang ada tidak akan terlalu jauh berbeda dengan kota Bekasi yang menjadi tempat tinggal ku selama ini. Namun, ternyata walau masih sama-sama disebut “Bekasi”, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi memiliki banyak perbedaan. 

 

Selain pemerintah daerah dan topografi wilayahnya, perbedaan paling terasa terletak pada gaya hidup masyarakat nya. Disclaimer dulu, aku tidak ada maksud untuk mendiskreditkan daerah tertentu, hanya berbagi pengalaman yang aku rasakan saja. Jika dibandingkan dengan kota bekasi, kabupaten bekasi menurutku memang agak sedikit tertinggal. Mungkin tidak semua daerah kabupaten bekasi nya, tapi kebetulan aku pindah ke daerah di kabupaten bekasi yang memang demikian adanya. 


Lalu apa hubungannya dengan Review Aplikasi AmarthaFin yang aku tulis di judul tadi? Tenang, kita lanjut cerita sebentar lagi ya. Ketika tinggal di Kota Bekasi aku pikir usaha jual beli pulsa atau token listrik sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. Alasannya simpel, menurutku waktu itu hampir semua orang sudah memiliki akses mobile banking yang pastinya mempermudah akses keuangan masing-masing, termasuk urusan jual beli pulsa dan token listrik. 


Namun, nyatanya ini tidak berlaku lagi di daerah tempat ku pindah sekarang. Berbanding terbalik dengan Kota nya, di tempat tinggal baru ku ini, akses mobile banking justru hanya dimiliki beberapa gelintir orang saja. Artinya, kebutuhan akan akses keuangan digital masih amat terbuka. Dari situlah aku mulai mencari peluang cuan di sana dan sekarang berakhir pada rasa sayang yang teramat besar kalau review aplikasi AmarthaFin ini tidak dibagikan lewat tulisan blog. Jadi, buat kalian yang penasaran tentang review aplikasi AmarthaFin dan bagaimana ia bisa menjadi peluang cuan buat kita semua, baca tulisan ini sampai selesai ya.



Review Aplikasi AmarthaFin, Ternyata bisa jadi peluang cuan juga


Buat yang belum tau, AmarthaFin ini merupakan aplikasi keuangan digital dari Amartha yang dilengkapi berbagai fitur untuk transaksi harian dan investasi. Aplikasi ini sudah didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempermudah kita saat akan melakukan berbagai transaksi seperti pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan investasi, semua nya tersedia dalam satu platform aplikasi AmarthaFin.




Salah satu fitur di aplikasi AmarthaFin yang bisa menjadi peluang cuan bagi kita adalah fitur investasi nya di Celengan Amartha. Di Celengan Amartha kita bisa berinvestasi mulai dari 10 ribu saja. Tak tanggung-tanggung, dari investasi tersebut kita bisa mendapat keuntungan mulai dari 7% per tahun. Asyiknya lagi, investasi di AmarthaFin ini tanpa biaya admin dan dengan pilihan tenor mulai dari satu bulan saja. 


Selain fitur investasi nya  yang cukup menggiurkan itu, di AmarthaFin juga ada  peluang cuan lain yaitu dengan menjadi Agen AmarthaLink. Nah fitur ini nih yang aku andalkan banget saat pindah ke daerah. Alasannya tak lain adalah karena di daerah tempat tinggalku sekarang ini masih sedikit yang memiliki akses keuangan perbankan, padahal saat ini apa-apa jelas membutuhkan akses keuangan digital. Gampangnya, peluang cuannya jelas besar karena ‘pasar’ nya masih luas dan ‘pemain’nya belum begitu banyak.


Review aplikasi AmarthaFin, nggak bisa lepas dari AmarthaLink.


Yup, saat aku memutuskan akan review aplikasi AmarthaFin di blog ini, aku sudah memikirkan kalau bagian ulasan tentang AmarthaLink ini akan jadi satu sub bahasan tersendiri. AmarthaLink ini memang menarik perhatianku banget. For your information, AmarthaLink ini merupakan salah satu fitur di aplikasi AmarthaFin yang memungkinkan kita jadi agen AmarthaLink dengan menjual token listrik, pulsa, bayar zakat, sedekah, dan masih banyak lagi hal lainnya.




Berbeda dengan aplikasi keuangan digital lain yang sudah aku bandingkan, menjadi agen AmarthaLink jauh lebih cuan. Untuk jadi agen AmarthaLink kita tidak harus diribetkan dengan urusan data atau biaya ini-itu. Saat mendownload aplikasi AmarthaFin nya, kita hanya cukup mengklik “setuju” dengan syarat dan ketentuan nya saja, lalu langsung ada notifikasi berhasil jadi agen AmarthaLink. Yup, benar-benar semudah itu. 


Setelah menjadi agen AmarthaLink, maka kita sudah bisa mendapatkan berbagai promo menarik yang hanya bisa didapatkan oleh agen AmarthaLink saja. Tentu, seiring berjalannya waktu promonya akan berbeda-beda. Saat aku mendaftar menjadi agen AmarthaLink, promo yang kudapat adalah cashback 5 ribu rupiah untuk transaksi pertamaku. 




Menariknya, aku sudah membandingkan beberapa aplikasi keuangan digital yang banyak digunakan masyarakat, dan menemukan fakta kalau jadi agen AmarthaLink lebih cuan. Contohnya untuk token listrik di AmarthaLink adminnya hanya 50 rupiah saja. Iya, kaian ga salah baca, adminnya cuma Rp 50,- saja. Cuan banget kaaan?!


Bayangkan jika aku ingin menjual token listrik dan membelinya di AmarthaLink, untuk token 100ribu itu aku hanya perlu merogoh kocek senilai Rp 100.050,- saja. Dengan modal segitu aku bisa jual ke tetangga 103ribu, jelas lebih murah dibanding yang dijual di counter hp. 


Itu baru soal token listrik, belum keuntungan lain yang bisa didapat jika kita menjadi Agen AmarthaLink. Contoh lainnya di AmarthaLink kita juga bisa kirim uang atau transfer tanpa dikenakan biaya admin. Kirim-kirim uang ini juga bisa jadi lahan cuan di daerah yang minim akses keuangan digital seperti tempat tinggal ku.


Tak sampai di situ saja, AmarthaLink juga sampai menyediakan fitur Laporan Keuangan untuk kita, para Agen AmarthaLink. Fitur ini akan sangat membantu pengelolaan usaha kita. Semua transaksi yang kita lakukan di AmarthaLink akan langsung tercatat dengan baik di laporan keuangan yang telah tersedia.


Alhamdulillah selama menggunakan AmarthaLink untuk usaha jual beli pulsa dan token, aku sama sekali tidak mengalami kendala yang berarti. Aplikasi nya amat mudah dimengerti dan nggak nge-lag sama sekali. Tampilannya pun terlihat nyaman di mata. Cocok banget digunakan, bahkan oleh pemula sekalipun. Jadi buat yang mau cari cuan di daerah juga, bisa langsung download aja aplikasi AmarthaFin ini di playstore maupun Appstore yaa. 





17/06/25

Bahan Pangan Lokal dari Kalimantan, Manfaatkan Secukupnya Tanpa Merusak Alam

 


Sama seperti orang kalimantan yang masih suka mengira kalau Bekasi itu adalah Jakarta, selama ini aku pun menganggap kalau semua hutan di kalimantan itu hanya berisi ladang gambut saja dan kurang bisa dimanfaatkan. Faktanya, selain bisa menghasilkan oksigen untuk kita semua, hutan di Kalimantan juga memiliki banyak hal bermanfaat lain, salah satunya adalah sebagai sumber pangan lokal yang berasal dari hutan.


Jujur, aku pun baru mengetahui soal pangan lokal dari hutan kalimantan ini di acara bersama Eco Blogger Squad beberapa waktu lalu. Sedikit cerita, sebelum nya aku berhasil memenangkan challenge membuat karya dari sampah dan mendapat undangan di acara bertajuk,  Nature’s Artisans: Exploring Eco-Friendly Craft. Tak tanggung-tanggung, acara yang berlangsung offline di Taman Ismail Marzuki ini sampai mendatangkan kakak-kakak dari LTKL (Lingkar temu Kabupaten Lestari), khususnya dari Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.





Buat yang belum tau, LTKL atau Lingkar Temu kabupaten Lestari ini adalah asosiasi kabupaten di Indonesia yang berfungsi sebagai akselerator untuk menciptakan model ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan kabupaten yang lestari dan mandiri. Saat ini setidaknya ada 9 kabupaten yang tergabung di LTKL, diantaranya ada Aceh Tamiang, Siak, Musi Banyuasin, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Sigi, Gorontalo, dan Bone Bolango. 


Kesembilan kabupaten ini sama-sama berkomitmen untuk selalu menerapkan pembangunan berkelanjutan dan berfokus pada ekonomi lestari serta perlindungan lingkungan. Gampangnya sih, kabupaten-kabupaten yang tergabung di LTKL ini sama-sama berupaya sebaik mungkin untuk menjaga ekosistem yang ada di alam, baik itu, hutan, ladang gambut, dan lain sebagainya. 




Sebagai perwakilan dari ke-sembilan kabupaten ini, ada kak Esty Yuniar yang datang langsung dari Kabupaten Sintang dan menceritakan  pada kami bagaimana masyarakat di sana berupaya memanfaatkan dan mengolah pangan lokal yang berasal dari hutan di Kalimantan tanpa merusak ekosistem lingkungan yang ada di sana. 


Ini cukup menarik perhatianku, alih-alih membuka lahan untuk bisa menanam tanaman pangan, masyarakat di sana justru memanfaatkan bahan yang sudah ada di sana. Dari Kak Esty pun aku jadi mengenal lebih jauh berbagai macam pangan lokal yang berasal dari hutan di Kalimantan. 


Bagi orang awam sepertiku nama-nama pangan lokal nya memang cukup terdengar asing di telinga, contohnya ada Sengkubak yang bisa dimanfaatkan sebagai penyedap rasa alami, Liak padi yang seperti Jahe, Bawang dayak, dan Tengkawang. Semua pangan lokal tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tanpa merusak ekosistem yang sudah ada di alam. Prinsipnya, ambil secukupnya. 


Nah, kabar baiknya, saat ini masyarakat di sana pun telah mengenal berbagai teknologi pangan terbaru yang bisa memaksimalkan pengolahan pangan lokal nya. Kalau sebelumnya bahan-bahan pangan lokal tadi hanya diolah dengan cara tradisional seperti dengan fermentasi, pengeringan, dan pengasapan, saat ini mulai dikembangkan cara pengolahan lain yang lebih terkini. Contoh paling terbaru nya ada produk snack bayi yang dibuat dari Ikan Gabus.


Di acara kemarin, para peserta undangan, termasuk aku pun diajak untuk icip-icip langsung snack bayi yang dibuat dari ikan gabus tersebut. Jujur, kalau di awal aku tidak diberitahu bahan utamanya adalah ikan gabus, aku sama sekali tidak akan menebak nya, karena snack nya sama sekali tidak memiliki rasa amis khas ikan gabus. 



Pengolahanpangan dengan teknologi terkini seperti ini lah yang nantinya akan terus dikembangkan di Kabupaten-kabupaten yang tergabung di LTKL. Harapannya simpel, semoga kedepannya, 9 kabupaten ini bisa lebih lestari dan mandiri serta bisa menginspirasi kabupaten lain di luar LTKL untuk terus menjaga alam.


Satu pelajaran berharga yang aku dapat dari acara kemarin itu, Alam sudah menyediakan berbagai hal untuk bisa kita manfaatkan, tapi sebisa mungkin saat ingin memanfaatkannya jangan sampai merusak alam itu sendiri ya. Ini penting, agar manfaatnya bisa terus kita rasakan sampai kapanpun.

18/05/25

Jaga Kesehatan Mata dan Kantong di Bengkel? Ini Trik nya!

 



Rejeki itu udah tertakar dan nggak akan pernah tertukar, kalimat inilah yang senantiasa aku ingat saat merasa buntu ketika mencari rejeki. Masih jelas di ingatanku saat beberapa tahun lalu aku memutuskan untuk mengurangi aktivitas di dunia blogging yang selama ini menjadi pintu nafkah utama bagi keluargaku. Rasa muak pada persaingan tidak sehat di sana, membuatku yang tadinya hanya ingin mencari nafkah lewat tulisan pun merasa lelah dan perlahan mulai meninggalkannya. 


Jujur saat itu aku pun tak tau harus bagaimana dan sempat bertahan hanya dengan mengandalkan tabunganku yang tidak banyak itu. Namun dibalik kegalauan tersebut, aku percaya kalau rejeki ku sudah tertakar dan nggak akan pernah bisa tertukar. Kalau bukan dari dunia blogging, insya Allah rejeki itu akan tetap sampai padaku lewat jalan lain. 


Dan benar saja, seolah menjawab keyakinan tersebut, Alhamdulillah tak berselang lama kami sekeluarga diberi jalan rejeki lain berupa Bengkel Las AA. Disclaimer dulu, tulisan ini aku buat tanpa maksud pamer sedikitpun. Harapanku, semoga bisa menginspirasi kamu yang saat ini mulai lelah dengan pekerjaan dan mungkin ingin beralih  membuka Bengkel Las juga seperti yang aku lakukan. Jadi, untuk yang mau tau lebih jauh soal seluk beluk membuka Bengkel Las, baca tulisan ini sampai selesai yaa.


Cikal Bakal Berdirinya Bengkel Las AA


Berawal dari niat untuk menghemat budget, aku memaksa si Aa membuat canopy rumah kami sendiri. Kebetulan Si Aa, suamiku, memang memiliki sedikit keahlian di dunia Las. Catat ya, sedikit keahlian. Ia memang bisa mengelas tapi tidak ahli di bidang itu, jadi sebenarnya kalau disuruh membuat satu canopy atau satu pagar sendiri, ia belum bisa. Namun karena dipaksa keadaan, canopy rumah kami pun akhirnya berhasil ia rakit sendiri dan hanya memanggil bantuan orang lain ketika akan memasangnya saja.





Rasa puas dan bangga telah berhasil membuat canopy sendiri itulah yang akhirnya membuatku berani memasarkan canopy dan pagar di grup whatsapp perumahanku.  Pesanan pertama dan kedua sengaja aku jual dibawah harga pasaran dengan syarat diijinkan membuat konten untuk aku upload di sosial media sebagai bahan marketing. Tak pernah terpikir oleh kami kalau konten pertama di facebook Bengkel Las AA yang baru dibuat itu bisa meledak dan menghasilkan pesanan bertubi-tubi. Masya Allah banget rasanya, kaget, panik, senang, bingung, semua campur jadi satu. 


Bagaimana tidak bingung?! Saat itu kami masih mengerjakan pesanan di teras rumah dan belum memiliki tim sementara pesanan benar-benar membludak. Tak mau membuang waktu, si Aa mulai menghubungi satu per satu keluarga dan teman yang dipercaya memiliki keahlian di dunia las.  Alhamdulillah kami berhasil membentuk tim Bengkel Las AA dan mulai memberanikan diri menyewa satu lahan untuk dijadikan workshop.


Hal-hal yang harus diperhatikan saat ingin membuka Bengkel Las


Setahun setengah membuka Bengkel Las AA membuat kami banyak belajar tentang dunia para seniman api ini. Setidaknya ada beberapa hal penting yang wajib kalian perhatikan ketika ingin membuka Bengkel Las seperti kami, diantaranya sebagai berikut,


Kelola Tim


Percaya deh, untuk membuka bengkel las, kamu nggak harus jadi tukang las dulu. Hal terpenting yang harus kamu lakukan adalah memilih dan mengelola tim. Kalau tidak punya kenalan yang paham dunia las ini, kamu juga bisa mencari tim yang tepat dengan membuka lowongan pekerjaan.  


Kelola Sosial Media


Di dunia serba digital seperti saat ini, mengelola sosial media usaha itu sama dengan membuka toko. Jangkauan yang dihasilkan dari sosial media pun jauh lebih luas dibanding kamu membuka toko offline. Oleh karena itu penting bagi kamu yang mau membuka usaha apapun, termasuk Bengkel Las, untuk bisa mengelola sosial medianya. 


Pilih Lokasi Workshop


Memilih lokasi workshop ini pun jadi salah satu hal yang harus kalian perhatikan. Bengkel Las akan menimbulkan suara yang lumayan bising jadi sebaiknya pastikan lokasi bengkel yang dipilih jauh dari hunian warga. Tenang, jaman sekarang bengkel las nggak perlu selalu ada di pinggir jalan kok, karena pemasarannya kan sudah bisa melalui sosial media. 


Mitigasi Risiko


Namanya juga dekat dengan api dan berbagai alat bengkelnya, membuka bengkel las jelas memiliki berbagai risiko terutama dari segi keamanan dan kesehatan. Selain pastinya berbagai peralatan penunjang keselamatan kerja seperti kacamata las dan lainnya, aku selalu menyiapkan obat tetes mata untuk di bengkel, Insto Dry Eyes. Kenapa harus #InstoDryEyes ? Jawabannya akan agak panjang nih, kita bahas di satu bab khusus di bawah aja deh yaa. 



Insto Dry Eyes untuk di bengkel Las


Masalah kesehatan mata di Bengkel jelas jadi momok menakutkan buat para seniman api dan semua yang berkecimpung di dalam nya, bahkan termasuk aku yang notabene jarang bersentuhan langsung dengan peralatan las itu. Kasus terparah adalah ketika serpihan kecil besi atau yang biasa disebut gram, masuk dan tertancap di mata. Jika sudah begitu dokter spesialis mata lah yang harus menangani nya. Alhamdulillah kasus seperti ini belum pernah terjadi di bengkel kami karena aku termasuk keras saat mengingatkan tim untuk memakai kacamata las saat bekerja.


Namun sayangnya, dampak dari pengelasan tetap terasa di mata walau tim sudah menggunakan kacamata las sebagai pengaman. Cahaya berlebih yang keluar saat proses pengelasan itu sering membuat mata kering dan sepet. Aku sendiri merasakan langsung dampaknya loh, tiap kali berkunjung ke workshop, mataku terasa kering padahal posisi ku dengan tim yang melakukan pengelasan sudah lumayan jauh. Bisa jadi ya karena paparan cahaya silau dari proses pengelasan.



Itulah yang menjadi alasan utama kenapa Insto Dry Eyes wajib tersedia di workshop atau Bengkel Las kami. For your information, Insto Dry Eyes merupakan obat tetes mata dengan kandungan bahan aktif yang bekerja memberikan efek pelumas untuk mengatasi gejala mata kering dan sepet. Gampangnya sih seperti air mata buatan agar mata tidak terasa kering dan sepet lagi. 

Dari kemasan lama sampai sekarang sudah punya kemasan baru, Insto Dry Eyes memang selalu jadi andalan kami untuk mengatasi mata kering di Bengkel. Alhamdulillah produk ini juga terbilang mudah untuk ditemukan, sudah tersedia baik secara online maupun offline di Alfamart atau indomaret terdekat. Pokoknya

#MataKeringJanganSepelein