22/11/23

Banyak Potensi Energi Terbarukan di Indonesia, Benarkah?



Beberapa waktu lalu, jagat sosial media sempat dihebohkan dengan konten soal Bank dunia yang mencatat rata-rata kekayaan orang Indonesia mencapai Rp 2 miliar. Kehebohan tersebut jelas bukan tanpa alasan, aku pun termasuk salah satu warga yang mempertanyakan hal tersebut hingga mencari tau lebih detail soal ini. Hasilnya, ternyata catatan tersebut didapat dari pembagian total seluruh kekayaan yang ada termasuk kekayaan alam dengan jumlah masyarakat Indonesia. 


Yup, ternyata Indonesia memang sekaya itu loh. Bayangkan saja, kalau satu orang nya di-rata-ratakan memiliki kekayaan sampai 2 milyar, berapa total kekayaan kita? Jawabannya ya jelas buanyaaaakkk. Kerennya lagi, kekayaan itu baru dihitung dari kekayaan yang terlihat saja, belum dari sumber energi terbarukan yang bisa lebih dikembangkan lagi kedepannya.


Banyak yang belum tau juga nih kalau Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah ruah. Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat ibu pertiwi kita ini memiliki iklim yang cukup bagus sehingga memiliki banyak potensi energi terbarukan, mulai dari tenaga surya, angin, air, ombak, biofuel, panas bumi, biomassa, pasang surut dan lain sebagainya. Sayangnya potensi-potensi tersebut  tersebut masih belum dimanfaatkan secara maksimal. 


Alhamdulillah, beberapa waktu lalu aku sempat mengikuti webinar yang membahas soal ini dan jadi nggak sabar buat membagikannya lewat tulisan di blog ini. Bersama komunitas kesayangan, Eco Blogger Squad, aku pun mendapat banyak insight baru bertema “ Mengulik Energi Terbarukan yang sedang Ramai Diperbincangkan”. Tak tanggung-tanggung, ada kak Refina Muthia Sundari, Research Manager at Traction Energy Asia. 


Di webinar tersebut, Kak Refina membagikan berbagai hal soal potensi energi terbarukan dan berbagai upaya yang bisa kita lakukan untuk memaksimalkan potensi-potensi itu. For your information, energi terbarukan adalah sumber energi yang memiliki jumlah tak terbatas di alam dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi. Jumlah nya bisa dibilang tak terbatas karena sebagian diantaranya memiliki siklus berkelanjutan. 


Asyiknya lagi, keunggulan dari energi terbarukan yang ada itu tidak hanya soal jumlahnya yang tak terbatas saja, tapi dipercaya lebih bersih dan ramah lingkungan serta jauh lebih hemat. energi terbarukan yang digunakan memang tidak mencemari lingkungan jika dibandingkan dengan energi fosil yang selama ini kita andalkan. Inilah yang akhirnya membuat energi terbarukan menjadi potensi yang benar-benar harus kita kebangkan lagi agar bisa digunakan sepenuhnya di masyarakat.



Uniknya, Indonesia pun memiliki potensi energi terbarukan yang seolah diluar nalar. Ada yang pernah terpikir kah kalau minyak jelantah yang biasa kita buang itu justru merupakan potensi energ terbarukan? Jujur, aku baru tau soal ini ya di webinar tersebut. Minyak Jelantah yang dibuang begitu saja akan merusak lingkungan, tapi jika bisa dimaksimalkan, minyak jelantah bisa jadi biodiesel.


Nggak perlu penasaran kenapa minyak jelantah bisa jadi bahan baku pembuatan biodiesel, karena minyak jelantah memiliki komposisi yang berasal dari minyak sawit. Yup, minyak sawit memang menjadi salah satu potensi pembuatan biodiesel. Nah minyak jelantah menjadi lebih menguntungkan untuk digunakan sebagai biodiesel karena sudah menjadi limbah. Gampangnya, daripada merusak lingkungan sebagi limbah lebih baik digunakan kembali sebagai bahan baku biodiesel.


Selain mendukung usaha-usaha untuk memaksimalkan potensi energi terbarukan itu, kita juga bisa kok ikut andil untuk lebih sadar energi. Ada beberapa hal simpel yang bisa kita lakukan dalam keseharian, seperti, menggunakan transportasi publik, memasang instalasi panel surya di ata rumah, menggunakan kendaraan ramah lingkungan, menggunakan lampu LED, dan mengaplikasikan 3 M (mematikan, mencabut, dan mengatur) dalam peggunaan listrik di rumah.


Jadi, udah saatnya kita-kita yang muda ini untuk sama-sama lebih sadar energi. Yuk melek energi bareng untuk bumi yang lebih baik. 


0 comments:

Posting Komentar