Sepertinya hampir semua penulis akan merasa senang jika hasil karyanya disukai dan dapat memberi manfaat bagi pembacanya. Begitu juga denganku, aku selalu excited banget jika ada apresiasi dari pembaca blog ini, baik itu di komentar blog maupun komentar saat bertatap muka langsung denganku. Apresiasi-apresiasi tersebut membuatku makin bersemangat untuk terus belajar membangun blog ini dengan konten-konten yang Insya Allah disukai serta bermanfaat.
Sebenernya untuk kata ‘disukai’ itu sendiri memang relatif bagi setiap orang. Dalam satu tulisan yang dibaca oleh beberapa orang tentu akan menghasilkan tingkat suka yang berbeda beda, karena ‘rasa’ yang ditangkap oleh masing masing orang juga akan berbeda pula. Tapi hal ini tidak lantas menjadi hambatan buatku, aku justru menganggap ini sebagai tantangan tersendiri. Tantangan dimana aku harus bisa menyamakan tingkat suka pembaca dengan standar rasa yang ditangkap dari tulisanku tersebut.
Untuk menyamakan standar rasa tadi seharusnya sih tidak sulit, kata para senior hanya dengan menambahkan bumbu cinta di dalam tulisan kita saja, itu sudah lebih dari cukup untuk menguatkan emosi di tulisan kita yang nantinya akan menjadi standar rasa bagi pembaca. Ibaratnya cinta dalam tulisan sama halnya seperti nyawa bagi tulisan itu sendiri.
Sayangnya tidak semua penulis dapat melakukan hal tersebut, dan sampai detik ini pun aku merasa belum paham apa maksud dari ‘cinta dalam tulisan’ menurut para seniorku tadi. Oleh karena itu aku benar benar bersemangat ketika tau Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) akan mengadakan Workshop “Menulis dengan cinta” bersama Dini Fitria. Alhamdulillah aku pun terpilih untuk mengikuti workshop yang diadakan pada tanggal 15 Februari 2018 di JSC Hive Jakarta tersebut.
Saking excited nya pada acara itu, aku sampai tidak menghiraukan hujan yang turun begitu derasnya disepanjang perjalanan menuju lokasi loh. Menurutku, hujan segitu mah tidak ada apa-apanya lah kalau dibandingkan dengan ilmu yang nantinya akan aku dapatkan dari Mbak Dini Fitria sang penulis novel Trilogi Cinta tersebut. Dan benar saja, sepanjang acara itu, aku terus-terusan dimanjakan oleh ilmu dari mbak Dini yang Insya Allah akan amat bermanfaat bagi pengembangan blogku ini.
Sebelum mbak Dini membagi ilmunya, kami,para peserta workshop, terlebih dahulu dikenalkan dengan para sponsor yang ikut berpastisipasi dalam terselenggaranya acara pada hari itu. Ada C2Live yang menyediakan platform khusus bagi yang ingin mengadakan lomba blog dan semacamnya, Shafira sang ‘ratu’ dalam dunia fashion hijab, Zoya, dan Zoya Cosmetics nya, serta Kulina , Catering online yang bertanggung jawab pada menu makan siang kami.
Setelah berkenalan dan berterima-kasih pada para sponsor, acara pun dilanjutkan ke acara inti yaitu Workshop “ Menulis dengan cinta” bersama Dini Fitria. Agaknya mbak Dini pun sependapat dengan para seniorku tadi, menurutnya tulisan yang bagus dan ‘bernyawa’ adalah tulisan yang memiliki ‘cinta’ didalamnya. Nah untuk dapat memiliki si cinta itu tadi dalam tulisan kita, tentu diperlukan beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam proses menulis itu sendiri.
Menurut mbak Dini, menulis dengan cinta bisa kita artikan sama dengan Feature Stories yang penuh rasa serta emosi didalamnya. Nah feature stories itu ternyata memiliki beberapa ciri khusus yang bisa juga kita terapkan dalam proses menulis blogpost kita,bahkan untuk paid review sekalipun. Berikut ini adalah ciri-ciri feature stories ala mbak Dini...
1. Bertutur
Bertutur yang dimaksud oleh mbak Dini ini semacam story telling atau bercerita, seperti menceritakan secara langsung peristiwa yang kita alami saja, hanya bedanya cerita tersebut kita tuangkan dalam tulisan. Teknik bertutur ini membuat pembaca lebih mudah untuk ‘masuk’ kedalam tulisan kita. Dalam bertutur kita juga wajib menjaga konsistensi kita, contohnya jika di awal kita sudah menggunakan sudut pandang “aku” ya usahakan sampai akhir kita juga menggunakan sudut pandang tersebut, jangan lantas latah menggunakan “saya” atau “gue”.
2. Deskriptif
Deskriptif ini berarti kita harus bisa menggambarkan situasi serta kondisi dengan jelas dalam tulisan agar pembaca seolah-olah bisa merasakan langsung apa yang kita sampaikan walau hanya melalui tulisan saja. Nah untuk bisa memberikan deskriptif yang enak dibaca, kita perlu untuk sejenak merenungkan keadaan disekitar, pejamkan mata dan coba rasakan sekeliling setelah itu cobalah tuangkan ‘rasa’ tersebut kedalam tulisan kita.
3. Informatif
Tulisan kita harus bisa memberikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pembaca. Tentunya informasi yang merupakan fakta, jangan pernah menulis berita berita yang tidak bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya. Apalagi sekarang sudah ada undang undang ITE yang mengatur soal peredaran berita hox tersebut di jalur hukum.
4. Gaya tulisan
Setiap penulis pasti memiliki gaya menulisnya masing-masing. Tulisan si A tentu akan berbeda dengan tulisan si B. Hanya saja seringkali si penulis justru tidak menyadari gaya tulisannya sendiri. Nah ini juga menjadi pr tersendiri buat kita, karena menurut mbak Dini tulisan itu adalah soal rasa, temukan rasamu dan jagalah.
5. 5W+1H penting, tapi tidak harus
Konsep 5W+1H yang sudah akrab ditelinga para penulis itu memang penting tapi tidak menjadi suatu hal yang baku dan harus ada dalam feature stories. Jika kita dapat mengolah si 5W+1H tersebut secara naratif dalam tulisan kita tentu ini akan lebih baik, tapi jika tidak, ya ga usah terlalu dipikirin juga. Karena seringkali pembaca tidak melulu butuh semua komponen di 5W+1H itu, ada kalanya mereka hanya membutuhkan what dan where saja misalnya.
6. Ada Human of interest
Coba buat tulisan yang menyentuh sisi ‘manusia’ kita, sesekali amat diperbolehkan kok menyelipkan emosi-emosi kita dalam tulisan yang juga bisa membangkitkan emosi pembaca.
Sebenarnya dengan mengenali keenam ciri feature stories tersebut dan menerapkannya dalam proses menulis, insya Allah tulisan kita juga akan memiliki ‘rasa’ yang berbeda, begitu kata mbak Dini. Tapi untuk melengkapi nya mbak Dini juga menambahkan agar kita lebih rajin lagi membaca untuk memperbanyak kosakata yang kita miliki. Selain itu kita juga harus terus latihan merangkai satu per satu kosakata tersebut menjadi suatu kalimat yang enak dibaca.
Tak lupa mbak Dini berpesan untuk selalu membaca ulang setelah tulisan kita selesai, agar tidak ada penulisan kata yang typo. Karena typo akan membuat tulisan kita yang sudah bagus jadi kurang maksimal
O iya, meski ada yang ungkapan yang bilang kalau Content is the king, tapi menurut mbak Dini Content is the king, but the king is you. maksudnya, memang benar konten tulisan itu amatlah penting dan bisa dikatakan sebagai ‘raja’ dalam tulisan tapi ternyata tanpa kita sadari si ‘raja’ itu adalah kita sendiri, karena kita lah yang memegang kendali penuh pada tulisan-tulisan tersebut.
Dan terakhir, mbak Dini menyampaikan quotes pribadinya, “Bahagialah dalam menulis dan menulislah untuk bahagia”. Duuuhh kayanya kata 'terima kasih' saja tidak akan cukup untuk semua ilmu yang telah diberikan oleh mbak Dini kepada kami para peserta workshop pada hari itu. Semoga Allah membalas kebaikan mu berbagi ilmu ya mbak Dini, Insya Allah ilmu yang mbak bagikan ini akan jadi ladang pahala yang mengalir terus ke mbak Dini.
Sukses terus juga buat Komunitas ISB, C2Live, Shafira, Zoya Cosmetics dan Kulina yang sudah bersinergi mengadakan workshop ini.
setuju banget. menulis dengan cinta itu penting agara pembaca juga tertarik pada apa yang kita tulis
BalasHapusCinta bikin tulisan kita ga hambar ya mbak...
HapusSweet Blogger Bekasi, terima kasih ya tipsnya. Aku praktekin nih supaya tulisanku makin lancar mengalir.
BalasHapusDuhhh dibilang sweet blogger sama idolaku.. Aku yang makasih sama mbak helena, sudah sabar banget ngajarin aku terus... makin cinta deh aku...
HapusNamanya blog, ya isinya emosi penulis, jadi cara nulisnya beda2. Enggak ada standar khususnya kek koran. ��
BalasHapusyup mbak... masing masing blogger pasti akan punya 'rasa' nya sendiri
Hapussaya punya salah satu novel hasil karya dini fitria, tulisannya bagus dan enak dibaca
BalasHapusNovel novelnya mbak dini memang selalu penuh cinta yang bikin pembaca nya nyaman berlama lama baca
Hapusaish foto bareng juga ya. Senang ya ada di acara gini. Manfaatnya banyak
BalasHapusiya dongg... tak akan aku lewatkan foto bareng mbak dini... hehehe...
HapusMenulis dengan rasa itu memang akan terasa lebih mudah dan mengalir ceritanya. Emang ga mudah juga sih dapetin rasanya itu...harus santai dan sabar.
BalasHapuskalau kata mbak dini mah,Rasakan... Rasakan... rasakan...
HapusKita harus selalu memperbaiki tulisan ya mbak. Apalagi buat aku Yang baru jadi blogger
BalasHapusbelajar terus yukkk... aku juga jadi makin semangat belajar euy...
HapusAcaranya menginspirasi banget ya. Apalagi menulis penuh cinta bisa kelar neh DL seketika
BalasHapuskalau sudah ada cinta sih biasanya mah tulis bakalan lancarrrr...
HapusCinta memang sulit dimengerti hehehehee...
BalasHapusContents is the king, tetep harus jadi acuan ya. Features story bisa juga tuh jadi bikin konten enak dibaca. Thanks sharingnya ya.
BalasHapusMab Dini kasih materinya total, jadi mudah dicerna
BalasHapusAku suka gaya penulisanmu ini kaka, mudah dimengerti...udah lulus nih menulis dengan cintanya, aku masih terus belajar supaya enak dibacanya :)
BalasHapusPoint2nya yang di share Mba Dini tinggal diaplikasikan ya supaya tulisan kita ada rasa dan nyawanya!