01/10/18

Dukung Pengrajin Lokal lewat Pameran Kriya Nusa 2018

Pameran Kriya Nusa 2018


Meski dikerjakan oleh tangan yang sama, kerajinan tangan pasti akan berbeda satu sama lain, karena biasanya hasil karya kerajinan tangan sedikit banyak memang mengandalkan mood sang pembuatnya. Inilah yang menjadikan semua hasil kerajinan tangan terasa lebih eksklusif dibanding produk yang diproduksi secara massal di pabrik.

Hal ini pulalah yang membuatku begitu jatuh hati pada semua hasil kerajinan tangan. Mungkin bagi orang lain kerajinan tangan memang akan terlihat ‘biasa’ tapi tidak bagiku, buatku hasil karya mereka adalah perpaduan cantik antara ide kreatif, tangan terampil dan emosi yang mereka wujudkan dalam suatu karya handycraft. Oleh karena itu aku selalu senang apabila ada yang mendukung kemajuan para pengrajin tersebut, seperti dengan diadakannya sebuah pameran kriya nusa misalnya.

Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu, aku bersama beberapa teman blogger mendapat kesempatan untuk berkeliling ria di area pameran Kriya Nusa 2018 yang berlangsung pada 26-30 September 2018 lalu. Pameran yang dihelat dalam rangkaian acara HUT Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) ke-39 tersebut mengangkat tema “Tingkatkan Sinergitas & Kreativitas wirausaha milenial” dengan harapan yang tentunya senada dengan tema.



Tidak seperti pameran-pameran lain pada umumnya, pameran Kriya Nusa 2018 ini sama sekali tidak dipungut biaya masuk alias gratis dan para crafter atau pengrajinnya pun tidak dikenakan biaya sewa stand pameran, semua biaya tersebut telah ditanggung sepenuhnya oleh Dekranasda masing-masing daerah kabupaten/kota. Hal ini sengaja dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi dari pameran ini sendiri yang tak lain adalah ingin memajukan para pengrajin lokal.

Tak hanya itu saja, karena baik pengunjung dan pengrajin tidak dikenakan biaya, maka tak heran kalau semua barang yang ditawarkan di pameran tersebut terkesan lebih murah, dan kemudian berbuntut pada ramainya serbuan para pecinta kriya sepertiku ini.

Awalnya aku pikir karena sebutannya adalah Pameran Kriya Nusa 2018, maka semua yang ada disana ya benar-benar hanya pameran kriya saja, namun ternyata aku salah. Dalam rangkaian acara Pameran Kriya Nusa 2018 tersebut juga terselip beberapa acara lain seperti Fashion Show misalnya. Kebetulan saat aku hadir disana, tepatnya pada tanggal 26 September 2018 sedang berlangsung fashion show yang menampilkan busana bernuansa Aceh hasil karya para designer ternama, diantaranya adalah Naniek Rahmat, Ghea Panggabean, Oscar lawalata, Didit Maulana dan Carmanita.



Jujur aku sempat terkesima beberapa saat melihat cantiknya baju-baju yang dipamerkan dalam fashion show tersebut, menurutku tidak seperti fashion show lain yang seolah ‘tidak bisa dipakai’ karena hanya mengangkat sisi estetika saja, baju-baju yang kemarin ditampilkan seperti nya amat cantik jika digunakan untuk aktivitas sehari-hari baik itu untuk acara formal maupun yang non formal.

Puas melihat fashion show, kami pun lanjut berkeliling area Pameran Kriya Nusa 2018 ini, dan diantara 313 stand Kriya serta 21 stand kuliner yang ikut berpartisipasi, ada beberapa stand yang cukup menarik perhatianku diantaranya adalah Stand kriya asal riau yang menjajakan bubuk belacan dan aneka kuliner serta kriya khasnya, stand yang menjual aneka kacamata dari kayu, hingga stand yang memamerkan aneka kriya dari kerang dan kaca.

Sepanjang area pameran Kriya Nusa 2018 ini para pengunjung yang hadir benar-benar disuguhkan beragam jenis kriya dari mulai yang biasa saja hingga yang luar biasa. Produk yang ditawarkan pun original dan didatangkan langsung dari tangan para pengrajin daerah asalnya, jadi seperti yang sudah aku katakan diawal tadi, produk kriya yang dipamerkan bukan produk massal yang diproduksi di pabrik.



O iya, dalam rangkaian HUT Dekranas ke-39 ini, selain Pameran Kriya Nusa 2018 tersebut, juga digelar WCC AoE For handycraft yang merupakan salah satu kegiatan dari World Craft Council - Asia Pasific Region setiap dua tahun sekali. WCC AoE For Handycraft ini semacam award atau penghargaan yang diberikan oleh UNESCO kepada para crafter di wilayah Asia Pasific, dan kebetulan di tahun ini Indonesia berkesempatan untuk menjadi tuan rumah perhelatan tersebut.

Terakhir aku cuma ingin mengingatkan semua pembaca blog ini untuk dapat lebih mencintai serta menghargai semua hasil karya pengrajin lokal, karena tanpa dukungan kita tersebut mereka tidak akan bisa maju dan berkarya, dan kalau mereka tidak bisa berkarya maka akan matilah satu lini ekonomi kita... So, Yuk dukung pengrajin lokal kita agar terus dapat berkarya teman...  

1 komentar:

  1. Kriya nusa membantu para pencinta produk untuk mendapatkan produk bermutu dari dalam negri dalam satu tempat.

    BalasHapus