19/02/19

Cara terbaru untuk mencegah penyebaran DBD yang wajib kalian tau...




Mungkin ungkapan yang mengatakan kalau ‘musuh terbesar kita itu sebenarnya bukanlah mereka yang terlihat nyata menyerang kita, tapi justru mereka yang sering kita sepelekan’ itu adalah benar adanya. Tengok saja kasus demam berdarah yang sedang mewabah saat ini, hewan kecil seperti nyamuk yang acapkali kita remehkan itu ternyata bisa menjadi predator yang mengintai nyawa kita setiap saat.

Pada tulisanku sebelumnya, tepatnya yang membahas soal membasmi nyamuk dengan yang expert, aku pernah mengulas perihal data dari WHO tahun 2016 yang menyebutkan bahwa nyamuk memang merupakan hewan paling mematikan didunia. Dikatakan demikian karena sekitar 725.000 orang meninggal setiap tahunnya hanya karena disebabkan oleh penyakit-penyakit yang dibawa si hewan mungil tersebut.



Di Indonesia sendiri tahun ini, saat mulai memasuki musim penghujan, Demam Berdarah sudah mulai menjadi ancaman yang patut  diwaspadai. Oleh karena itu harus ada cara jitu untuk menanggulangi peyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aigypty itu agar daerah sekitar kita bisa terbebas dari penyakit ini.

Nah demi menyebarkan informasi yang benar dan akurat, Kementrian kesehatan RI pun mengadakan acara bincang santai dengan mengusung tajuk “Meet up Healthies : DBD Bikin baper” bersama dua narasumber yang cukup mumpuni dibidangnya, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. dan dr. Gia Pratama.

Bu Nila, menteri kesehatan RI, yang juga hadir dalam acara meet up healthies


Berkenalan dengan si predator Aedes Aigypty

Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, untuk mempermudah kita menemukan cara pencegahannya tentu akan lebih baik jika kita berkenalan dulu dengan si nyamuk belang-belang tersebut. Setidaknya ada beberapa hal yang wajib kita ketahui soal nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah itu, diantaranya adalah sebagai berikut,

1.       Nyamuk dan musim hujan

Nyamuk terbukti berkembang-biak lebih cepat di musim penghujan, karena telur-telur nyamuk itu memang baru akan menetas jika berada ditempat yang lembab. Sebenarnya mungkin saja nyamuk-nyamuk itu sudah bertelur sebelum musim hujan hanya saja telur tersebut baru benar-benar menetas saat mendapat kelembapan di musim penghujan. For Your information, telur nyamuk itu bisa bertahan tanpa air selama 6 bulan loh...



2.       Nyamuk suka dengan warna hitam dan aroma tubuh manusia

Secara alamiah, nyamuk memang menyukai tempat-tempat yang berwarna hitam atau gelap dan aroma alami tubuh manusia. Inilah yang menjadi sebab ketika mati lampu gerombolan nyamuk seolah lebih agresif dibanding saat terang. Namun nyamuk Aedes Aigypty ini agak unik, meski ia suka dengan warna gelap seperti nyamuk pada umumnya, namun ia justru cenderung menggigit pada pagi dan sore hari alih-alih waktu malam.

3.       Bertelur di genangan air bersih

Yup meski ia adalah pembawa penyakit, nyamuk aedes aigypty ini bisa dibilang sebagai hewan yang resik karena hanya mau bertelur di genangan air bersih saja, seperti di bak mandi misalnya.   Setiap 2-3 hari sekali, satu nyamuk betina tuh mampu bertelur hingga 30-150 telur, maka tak heran jika perkembangbiakannya benar-benar pesat.

Dr Nadia, narasumber meletup healthies


4.       Nyamuk Aedes Aigypty mampu terbang sejauh 100meter

Jangan dikira badannya yang mungil tidak bisa terbang jauh ya, kenyataannya nyamuk ini bisa terbang hingga 100 meter. Ini menjadi salah satu alasan untuk kita lebih aware terhadap lingkungan sekitar, karena meski rumah kita terbebas dari nyamuk itu tidak menutup kemungkinan kita akan terserang dbd jika lingkungan kita masih berpeluang menjadi sarang mereka. 

Trik mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti


Dr Gia pratama


Setelah mengenal lebih dekat tentang karakteristik si nyamuk Aedes Aigypty ini maka kita akan lebih mudah untuk menemukan cara terbaik pencegahan penyakit demam berdarah dengue tersebut. Yup ada beberapa cara yang bisa kita aplikasikan dirumah dan lingkungan sekitar, diantaranya adalah sebagai berikut,

Men 3


Kalau dulu kita mengenalnya dengan sebutan 3M, agar lebih kekinian Kemenkes pun mengeluarkan sebutan baru untuk ini, yaitu Men3 yang terdiri dari Menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas. Yup, kurang lebih memang caranya masih sama yang membedakan hanya cara ketiganya, mendaur ulang barang bekas.

Alasan digantinya ‘mengubur’ adalah karena  cara lama ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan dikemudian hari akibat adanya penumpukan sampah plastik yang dikubur dengan maksud pencegahan demam berdarah tersebut. Oleh karena itu demi kecintaan kita terhadap lingkungan maka cara ini pun akhirnya diganti dengan mendaur ulang barang bekas tersebut agar tidak sempat digenangi air tempat nyamuk nyamuk itu bertelur. 




Menjaga kesehatan diri


Menjaga kesehatan serta daya tahan tubuh akan amat membantu kita dalam mencegah demam berdarah, karena pada dasarnya gejala orang yang digigit oleh nyamuk Aedes aegypti ini akan berbeda beda tergantung daya tahan tubuhnya masing-masing. 

Menjaga diri yang dimaksudkan disini juga berarti menjaga dari gigitan nyamuk, salah satunya dengan mengoleskan motion anti nyamuk setiap kali akan beraktivitas.



Berinovasi menggunakan perlengkapan yang bisa menolak nyamuk.


Ada banyak inovasi yang digagas untuk pencegahan demam berdarah ini, seperti menggunakan sabun pel berbahan sereh, atau menanam tumbuhan yang tidak disukai nyamuk misalnya.

Setelah mengetahui lebih jauh soal si nyamuk Aedes aegypti serta cara untuk menghindari penyebaran demam berdarah tersebut, aku jadi tidak khawatir lagi dengan si musuh kecil itu. O iya pemerintah saat ini sedang gencar melakuakn Champaign atau gerakan 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) loh, masa kita ga mau ikutan sih, kan manfaatnya untuk kita sendiri juga. Iya kan...?! Aku sih insya Allah udah ikut gerakan ini, kalian bagaimana teman...? Pasti ikut juga dong...  .


35 komentar:

  1. Kalau di perumahanku sedang digalakan untuk membuat Larvitrap karena ini dapat membantu untuk pencegahan demam berdarah.

    BalasHapus
  2. Bu mentri sampe turun langsung berikan edukasi nya ya mbak secara memang masiv banget kasus DBD dan penularannya aku juga waswas disini sih masih tahap kerja bakti aja sama fogging

    BalasHapus
  3. Pantesan ya kalau ruangan agak gelap tuh kayaknya berasa banget digigit nyamuknya. Berarti pemilihan warna atau cahaya ruangan juga harus tepat, ya

    BalasHapus
  4. Nyamuk adalah mahkluk pengganggu, namun seakan alarm dari alam bahwa keseimbangan lingkungan kita alami gangguan. Maka pola hidup sehat harus tetap dijaga dengan baik, pun kegotongroyongan dari masyarakat agar bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik sebagai hunian nyaman dan sehat.
    Semoga saja kasus DBD bisa berkurang jika masyarakat punya andil dalam pemberantasan penyakit DBD, aedes aegypti sudah jelas tak bisa dianggap remeh. Pemerintah harus tetap berperan aktif sebagai penyuluh dan pengingat, ya.
    Oh ya, saya pengen banget punya tanaman untuk mencegah nyamuk masuk rumah. Semoga kelak bisa buka internet banking agar bisa belanja daring untuk beli bibit tanaman zodia dan lainnya di toko bibit tanaman hias.

    BalasHapus
  5. DBD di daerahku sudah memakan korban mba. Jadi serem sekarang kalau lihat nyamuk di pagi dan sore hari. Makanya selain beberes rumah aku juga mengolah sampah jadi barang bermanfaat soalnya takut ada genangan air muncul deh si nyamuk.

    BalasHapus
  6. Baru tau slogannya diganti jadi Men3 dan mengubur diganti jadi mendaur ulang ��

    Terus ada jumantik jg hihi keren nih inovasi gerakannya

    BalasHapus
  7. Musim hujan wajah DBD merajalela ya mbak. Ini yang patut diwaspadai. Harus jaga kondisi, kesehatan dan kebersihan. Karena penyakit DBD yang mengintai itu sangat berbahaya, bisa berakibat fatal bila tidak segera ditangani. TFS tipsnya mbak.

    BalasHapus
  8. Kita ngga bisa main-main denga nyamuk dan wabah DBD ini ya mba.. saya jadi sereem sendiri kalau baca beritanya. Ayo rajin bebersih

    BalasHapus
  9. Aku bukan nyamuk yang muncul kak tp semuuutt 😭😭😭 btw klu soal nyamuk in aku bersyukur banget punya tmn serumah yg super bersih 😁

    BalasHapus
  10. DBD ini memang momok yaa, Mba. Saya mendengar namanya aja udah parno. Semoga kita semua terhindar dari penyakit ini, tentu dengan melakukan pencegahan terhadap datangnya nyamuk aedes aegypti dengan melakukan gerakan MEN3

    BalasHapus
  11. Sepertinya gerakan Men3 ini memang harus lebih digalakkan lagi nih, apalagi sekarang musim penghujan. Wadah-wadah bekas yang sekiranya dpat menampung air dan menjadi tempat bersarangnya nyamuk sebaiknya segera didaur ulang

    BalasHapus
  12. suka banget sama cara mencegah penyebaran dbdnya.. memang semua harus bermula dari diri sendiri ya.. dengan demikian InshaAllah keluarga dirumah serta lingkungan sekitar akan mengikuti.. semaoga penderita dbd berkurang dan nyamuknya juga terbasmi dan ngga muncul lagi.. aaamiin

    BalasHapus
  13. Aku nanam daun sereh, lavender, dan rosemarry di rumah buat ngusir nyamuk, tapi karena hujanpanas gak tentu tanemannya mati semua huhuuu.. selain Men3 yang selalu aku lakukan mengolesi anak-anak dengan lotion anti nyamuk.

    BalasHapus
  14. Nyamuk di komplek rumahku sangar2 nih mbak, udah di-fogging masih aja suka nongol lho. Semprotan harus selalu siap sedia sih, selain memberantas genangan air tempat nyamuk bertelur

    BalasHapus
  15. Buset kuat banget itu telur bisa kuat dalam air.

    Menjaga kebersihan itu penting kalau sakit ya buru buru di obati

    BalasHapus
  16. Thanks for sharingnya mbak. DBD ini memang penyakit berbahaya jadi perlu diantisipasi, karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

    Btw baru tahu nih mbak, 3M sudah diganti dengan Men3 dan khusus yang poin ketiganya sudah diganti dari mengubur menjadi mendaur ulang.

    BalasHapus
  17. Oooh baru tahu yang bagian 'mengubur' diganti mendaur ulang. Duh monmaap mba, aku jadi salfok sama dr. Gia yang selebtwit :D Emang masih muda yah... Pasti seru nih dr. Gia bawain materinya. :)

    BalasHapus
  18. Duh, moga kita dijauhkan dari penyakit DBD dan penyakit lainnya ya. Amiin. Paling gak dengan tau cara mencegahnya, kita udah berusaha utk menghindar dari kehadiran si nyamuk berbahaya ini

    BalasHapus
  19. Di youtube banyak sekali inovasi membuat senajta pengusir nyamuk, Mbak. Ada yang hanya bermodal minyak goreng, koran sama botol bekas. Minggu ini aku mau buat alat itu. Soalnyanyamuk di tempatku juga mulai banyak nih karena habis hujan teruspanas terik banget. Ntar hujan lagi. Nyamuknya produktif banget deh jadinya.

    BalasHapus
  20. Makasih ya sharingnya. Penting nih buat masyarakat. DBD kan penyakit yang tahunan kan ya. Sebenarnya bisa dicegah dg menjaga kebersihan lingkungan sehingga daur hidup nyamuk bisa diputus

    BalasHapus
  21. Makasih mama Natara, emang penting sosialisasi ttg nyamuk DBD dan penanganannya agar ga banyak korban lagi. Apalagi skrg katanya nyamuk itu mulai beradaptasi dan ga cuma gigit pagi tapi pagi siang malam.

    BalasHapus
  22. Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Jika kebersihan lingkungan sudah terjaga, Insya Allah nyamuk-nyamuk nakal itu tidak akan suka 'menginap' di lingkungan sekitar rumah kita.

    BalasHapus
  23. Bener juga ya.
    Step Mengubur itu merusak lingkungan.
    Alhamdulillah udah dimodifikasi jadi mendaur ulang.
    Lebih baik lagi kalau dr awal kita menerapkan less plastic di kehidupan sehari2

    BalasHapus
  24. Iya nih musim pancaroba ini penyakit DBD dan typus banyak terjadi dimana mana...semoga kita bs sehat terus ya dan terhindar dari penyakit2 itu..

    BalasHapus
  25. Temennya temen anakku ada yang meninggal karena DBD akrena telat ditangani. Kalau musim hujan gini emang cepet banget ya wabah DBD semoga aja ya kita mengatasi nyamuk DBD ini.

    BalasHapus
  26. Nah iya, nyamuk DBD itu memang suka ngendon di warna gelap. Makanya mengurangi baju di kapstok tuh wajib. Mending langsung masukin ember cucian aja dan nggak usah disimpan di kapstok

    Kamar mandi di rumah kami sekarang gak ada yang pakai bak mandi. Dua-duanya pakai shower, biar nggak kasih tempat buat nyamuk DBD bertelur.

    BalasHapus
  27. Waduh teryata nyamuk ini bertelur di air yang bersih seperti bak mandi ya dan telornya banyak banget :(. Smoga nggak ada lagi deh yang kena DBD

    BalasHapus
  28. Baru tahu kalau 3M sekarang diganti Men3. Iya ya kalau mengubur khawatirnya ngubur plastik malah merusak lingkungan.
    Kudu bener2 lakukan Me3 supaya lingkungan bebas nyamuk ya mbak

    BalasHapus
  29. Semarang juga naik drastis orang-orang yang terserang dbd ini mba
    lho sekarang 3 M udah ganti Men3 hehehe
    siap lakukan men3 ini, delalah aku orangnya nggak suka jorok

    BalasHapus
  30. Iya, belakangan memang wabah DBD cukup menghantui ya. Di sini sih rutin diadakan pemeriksaan jentik

    BalasHapus
  31. Lagi musim hujan nih. Kita harus aware sama kesehatan. Harus pakai lotion nyamuk. Sedia obat nyamuk. Cek cek genangan air disekitar rumah. Soalny temen Ujame udah ada 2 orang juga yang ke DBD :(

    BalasHapus
  32. pasca bencana alam pasti yang dikhawatirkan pertamakali adalha penyakit ini ya mbak, belakangan udah ada sih program pemkot di lingkungan untuk berantas DBD tapi emang wajib juga nih kita proteksi diri dan keluarga dari DBD. makasih postingannya mbak,

    BalasHapus
  33. Wah ilmu banget ini mba ... terimkasih atas share informasinya mba. Semoga dg mengenal lebih si aedes bikin kita siaga melwan serangan mereka ya.

    BalasHapus
  34. eh sama, aku juga baru kenalan sama geng nyamuk aedes aegypti. Ngeri deh melihat perilaku nyamuk ini yang mudah bertelur di dalam rumah. Kalau aku, salah satu caranya pakai minyak telon anti nyamuk buat cegah DBD.

    BalasHapus
  35. Anakku sekarang sedang dirawat karena positif DB, kak..
    Huuhuu~

    Dan DB jaman sekarang, bahkan bekas gigitannya pun sudah gak ke detect lagi...

    Tapi virusnya sudah masuk.

    BalasHapus