14/08/19

5 Tips Sukses RelaktASI untuk Para Pejuang ASI




Memulai kembali sesuatu hal yang sudah lama tidak kita kerjakan memang agak sulit, begitu yang aku alami saat harus kembali menyusui anak keduaku setelah sebelumnya sempat berhenti selama sebulan. ReLaktasi, begitu istilah medisnya, ternyata cukup berat aku lalui, tapi Alhamdulillah kegigihan ku membuahkan hasil dan Nara pun berhasil mendapatkan ASI hingga 2 tahun.

Sedikit flashback ke moment tersebut, Nara, anak kedua ku terpaksa harus berhenti mengASI selama sebulan karena saat itu payudara ku mengalami luka parah akibat proses pelekatan yang tidak sempurna saat menyusui. Setelah melalui proses penyembuhan, aku jelas tidak rela jika Nara harus berhenti ASI, dan memutuskan untuk mulai melakukan proses Relaktasi ini.

Selama prosesnya ada begitu banyak drama yang harus kulalui, mulai dari tidak kuat melihat Nara yang lebih memilih dot dibanding menyusu langsung hingga kurangnya dukungan suami yang tidak tega melihat Nara meraung-raung saat menolak payudara ku. Meski berat, di sini aku hanya ingin menekankan bahwa relaktasi ini amat mungkin dilakukan terlebih jika usia bayi masih dibawah 6 bulan.

Tips sukses relaktASI


Berdasarkan pengalamanku saat melalui masa relaktasi itu, ada beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan bagi para ibu yang sedang memberi ASI atau sedang ingin melakukan realktasi sepertiku ini, berikut diantaranya,

 1.       Jaga mood agar tetap happy


Agak klise memang, tapi beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan memang ada kaitannya antara mood ibu yang bahagia saat menyusui dengan produksi ASI itu sendiri. Proses Relaktasi yang sedikit ‘berat’ dan penuh tantangan ini sedikit banyak akan mempengaruhi mood sang ibu, dan inilah yang benar-benar harus kita jaga. Jangan sampai mood kita jadi jelek karena harus menghadapi raungan baby yang menolak menyusu ya…


 2.       Coba terus, lagi, lagi dan lagi


Seringkali didapati kuantitas ASI menurun drastis bahkan sampai mengering saat sudah lama tidak diberikan ke baby. Ini adalah hal yang lumrah terjadi, karena prinsip produksi ASI memang berbanding lurus dengan permintaan baby kita. Semakin sering sang baby meminta ASI (menyusu) maka produksi ASI pun akan semakin melimpah, begitupun sebaliknya.

Nah karena sudah lama tidak diberikan, pada saat relaktasi, ASI kita memang tidak sebanyak saat masih rutin mengASI tapi percayalah produksi ASI kita akan kembali normal jika kita makin rutin memberikan ASI tersebut pada si kecil. Di awal proses relaktasi pasti akan ada banyak drama, terlebih bagi si kecil yang sudah terbiasa minum susu melalui dot, di sini lah kegigihan sang ibu benar-benar dipertaruhkan.

 3.       Dukungan keluarga


Kegigihan kita saat proses relaktasi bisa luntur jika tanpa diiringi dengan dukungan keluarga. Berdasarkan pengalamanku yang sempat bersitegang dengan suami karena proses relaktasi ini, aku menyarankan untuk para ibu untuk selalu mendiskusikan dulu segala kemungkinan yang akan terjadi saat melalui proses ini agar tidak terjai masalah di kemudian hari, termasuk penolakan dari sikecil.  
4.       Lengkapi peralatan tempur



Kebetulan anak keduaku sudah terlanjur bingung putting, atau lebih memilih dot dibanding menyusu langsung. Namun kondisi ini jelas tidak membuatku patah arang pastinya, aku pun memilih untuk memberikan ASIP alih-alih ‘memaksa’ nya untuk menyusu secara langsung. Produksi ASI memang tidak akan sebanyak saat menyusu langsung, tapi lagi-lagi aku tekankan ini bukan akhir segalanya moms, asalkan kita rutin memerah setiap dua jam sekali, insya Allah produksi ASI pun akan semakin meningkat.

Nah karena aku akhirnya mengambil keputusan untuk tidak memberikan ASI secara langsung, maka mau tidak mau aku pun harus siap dengan segala peralatan tempurnya, mulai dari alat perah, botol ASI, Ice gel, hingga cooler bag selalu menjadi teman setiaku.

 5.       Konsumsi booster ASI


Poin kelima ini bisa dikatakan sebagai penyempurna tips agar lancar melakukan relaktasi, Konsumsi booster ASI. Yup, saat kita merasa produksi ASI dalam keadaan yang tidak maksimal seperti saat sedang melakukan proses relaktasi ini, mengkonsumsi booster ASI bisa membantu kita, dan salah satu booster ASI yang paling dipercaya oleh masyarakat Indonesia adalah Daun katuk atau Sauropus androgynous (L.) Merr.



Awalnya aku sempat beranggapan kalau istilah daun katuk sebagai booster ASI ini adalah mitos belaka, namun faktanya dalam beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI tahun 2004, daun katuk memang terbukti dapat dijadikan booster ASI.

Penelitian tersebut melibatkan 96 ibu menyusui yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu yang diberikan ekstrak daun katuk dengan yang tidak. Hasilnya, kelompok yang diberikan ekstrak daun katuk dapat memproduksi ASI 50,7 persen lebih banyak dibanding yang tidak mengkonsumsi. Masih berdasarkan penelitian yang sama, daun katuk memang terbukti dapat memperlancar ASI karena mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolactin, hormon pelancar ASI. 


Suprasi, booster ASI dari Sido Muncul 




Bicara soal booster ASI, beberapa waktu yang lalu aku sempat menghadiri acara yang dihelat oleh woop.id dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia. Dalam acara yang bertajuk ‘Don’t Give Up! Tetap menjadi pejuang ASI’ tersebut aku dikenalkan dengan produk terbaru dari Sido Muncul, Suprasi, yang bisa membantu kita dalam mengASIhi si kecil.

For your information, Suprasi ini merupakan booster ASI yang mengandung ekstrak daun katuk dan vitamin B12 yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Kalau biasanya kita mengkonsumsi daun katuk dengan cara dimasak terlebih dahulu atau dimakan secara langsung, nah kali ini Sido muncul coba mengemas nya dengan cara yang lebih praktis, yaitu dengan menghadirkan Suprasi ini.



Menariknya, Suprasi ini diproduksi di pabrik yang telah berstandar GMP (Good Manufacturing Practice) dan dianalisis pada laboratorium yang telah terakreditasi. Tak hanya itu saja, Suprasi ini dibuat dari bahan bahan alami terstandarisasi dan telah bersertifikat halal MUI. Jadi, kita tidak perlu khawatir lagi soal kualitas dan keamanan saat mengkonsumsi Suprasi.

Terakhir aku Cuma mau bilang ke semua ibu para pejuang ASI, jangan menyerah untuk mengASIhi, karena semua pasti akan ada jalannya, termasuk saat ASI benar-benar telah berhenti seperti yang pernah aku alami. Terus semangat mengASIhi ya…

16 komentar:

  1. Asyik bangeett ada booster ASI yg praktis, SUPRASI
    duuuh jadi pengin punya bayik lagiiii hahahahaha
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  2. Dulu saya juga sempat berhenti ngASI, mbak. Putingnya lecet karena isapan bayi. Trs produksi ASI jadi berkurang. Coba kenal Suprasi dari dulu, yaa ...

    BalasHapus
  3. Anakku dulu nggak cukup asi karena edukasi ttg asi minim & jaman dulu juga nggak ada asi booster. Semoga anak2 skrg lebih baik gizinya.

    BalasHapus
  4. Jadi ingat ketika anak keduaku menolak ASI langsung, malah pilih mimik dari dot. Gini juga rasanya huhuhuuuu... badan udah sampe meriang karena baby ga mau menyusu langsung. Harus dipompa dan masukin ke dot dulu baru mau.

    BalasHapus
  5. I do remember my experience when I was breast-feeding my kids. it was not easy at all but we have to determine our self to ensure that the breast-feeding process is smooth

    BalasHapus
  6. Menjaga mood supaya tetap happy memang suka jadi sulit kalau lingkungan terdekat gak mendukung. Semoga aja semakin banyak yang mengetahui dan sadar kalau mengASIhi gak hanya tugas seorang ibu.

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah senangnya bisa sukses program ASI ini ya Mba anugerah yg hrs benar-benar disyukuri Krn TDK ssmu bs sukses ya..

    BalasHapus
  8. Selagi hamil, salah satu kekhawatiranku adalah soal ASI. Bagaimana jika ASIku tdk lancar dikemudian hari? Alhamdulillah setelah membaca ini diri menjadi lega

    BalasHapus
  9. Aku dulu anak pertama, puting ku luka parah sampai berdarah. Sakit.. dan harus trus memberi asi anakku. Rasanya campur aduk.

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah relaktasi nya sukses meski ada drama ya. Booster tetap dibutuhkan, terutama kalo sedang ada masalah dengan ASI. Aku ngalami juga kok susahnya ngasih ASI anak kedua karna payudara lecet. Uhhh nahan tangis antara mearasakan nyeri di puting dan melihat anak nangis. Waktu itu belum ada suplemen sepereti Suprasi dari Sido Muncul ini. Jaman dulu semua masih pakai booster alami, kayak makan kacang, sayuran hijau, dan daun katuk dimasak sayur bening.

    BalasHapus
  11. Jadi ingat masa mengASIhi dulu dan belum ada ASI booster. Tiap hari makannua daun katuk atau kacang ijo. Tapi itu pun tak membuat ASI lancar. Belum lagi bayi tak mau menyusu. Syukurlah sekarang ada suprasi ya dan relaktASI kak Natara pun sukses.

    BalasHapus
  12. Wah, keren nih Sido Muncul, punya produk booster ASI. Pasti banyak yang mendapat manfaat nih. Semoga distribusinya bisa seperti produk Sido Muncul lainnya hingga ke warung-warung deket rumah. Berdasar pengalaman, aku dulu kesulitan banget nyari produk seperti ini saat menyusui. :)

    BalasHapus
  13. Emang yang utama utk keberhasilan menyusui adalah dukungan keluarga ya, krn tanpa dukungan keluarga ibu menyusui susah menyusui dengan mudah. Wah sidomuncul skrng punya produk booster ASI ya, pastinya kalau ibu menyusui mengkonsumsinya asinya jd berlimpah ya, tapi tetep yg utama hatinya harus seneng��

    BalasHapus
  14. Selamat berjuang wahai pejuang ASI. Alhamdulillah waktu menyusui gangsar banget. Sampe kebobolan terus malahan.

    BalasHapus
  15. Semoga semakin banyak Ibu yang terinspirasi dan makin semangat dalam mengASIhi.
    Aku salut sama para pejuang ASI.

    Fightiing~

    BalasHapus
  16. huwaaa sempat relaktasi yaa. Hebat deh bisa berhasil! memang butuh motivasi tinggi dari dalam diri dan support keluarga.

    BalasHapus