10/09/19

Kek, Nek, Yuk Wujudkan Rasa Sayangmu dengan Mendukung Pemberian ASI




Pada tulisanku sebelumnya, tepatnya ketika aku membahas soal 5 tips sukses relaktASI untuk para pejuang ASI, aku selalu menekankan bahwa poin utama bagi keberhasilan seorang ibu dalam mengASIhi anaknya adalah kebahagiaan serta dukungan keluarga. Yup, meski tidak menyandang gelar sebagai seorang konselor ASI, tapi paling tidak aku berani mengatakan hal ini karena telah mengalami langsung proses relaktASI yang bagi sebagian besar orang dianggap mustahil untuk dilakukan.

Sekedar informasi, aku memutuskan untuk melakukan relaktASI atau menyusui kembali saat ASI ku sudah benar-benar kering karena sempat berhenti menyusui selama kurang lebih satu bulan penuh. Alhamdulillah dua poin tersebut, kebahagiaan serta dukungan keluarga, membuatku berhasil melalui masa-masa relaktASI itu, jadi aku pun tidak terkejut ketika pada perayaan HUT SElasi ke 16 lalu diputarkan sebuah video keberhasilan seorang ibu saat menyusui bayi adopsinya meski ia tidak hamil. Terlihat tidak mungkin tapi ternyata bisa dilakukan, semua itu karena kemauan yang kuat, serta dukungan dari keluarga pastinya.



Perayaan HUT Selasi ke-16 yang dihelat di gedung pertemuan Balai Kota Jakarta ini memang agak sedikit berbeda. Kali ini Selasi atau Sentra Laktasi Indonesia bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menggandeng GERLI (Gerakan Relawan Lansia Indonesia) untuk kembali mengingatkan pada masyarakat betapa pentingnya arti dukungan keluarga bagi keberhasilan para ibu menyusui, terutama kakek dan nenek.

Yup, seperti kita ketahui bersama, kakek dan nenek yang berada dalam posisi dituakan itu, memegang peran penting dalam pengambilan keputusan terutama bagi para orang tua baru. Pengalaman yang telah mereka rasakan menjadi alasan kuat kenapa pendapatnya wajib didengar dan dilaksanakan. Sayangnya, perbedaan jaman pun akhirnya membuat pendapat mereka seputar beberapa hal terkait menyusui jadi tidak relevan lagi.



Sebagai contoh, masih banyak kakek dan nenek yang membenarkan pemberian makan pada bayi baru lahir atau di bawah usia 6 bulan, dan kebanyakan dari mereka keukeuh mempertahankan pendapat ini dengan sepenuh hati. Padahal, pemberian makanan sebelum usia 6 bulan sudah tidak dianjurkan lagi karena dapat membahayakan si kecil. Coba bayangkan apa jadinya jika pendapat tersebut terus terusan dikemukakan pada para ibu baru, maka akan ada kemungkinan sang ibu menyusui tidak berhasil mengASIhi bayinya. Andai saja, pengaruh kuat dari kakek-nenek tersebut dapat dialihkan ke arah yang lebih positif, tentu akan dapat meningkatkan presentase keberhasilan para ibu menyusui.

Berbekal latar belakang inilah akhirnya Selasi bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan GERLI pun melakukan edukasi secara bertahap pada para kakek dan nenek. Hal ini memang terbilang penting karena kesuksesan pemberian ASI ini akan berpengaruh pada masa depan bangsa Indonesia.



Sebagai perwakilan, dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 2019 lalu tersebut, ada kurang lebih seratus anggota GERLI (Gerakan Relawan Lansia Indonesia) yang sengaja dihadirkan untuk mendapat edukasi serta sama-sama menandatangani kesepakatan dukungan kakek nenek untuk mendukung para ibu menyusui. Tak tanggung-tanggung, Ibu Ferry Farhati Ganis, selaku Ibu Gubernur DKI Jakarta, pun ikut hadir dan memberikan dukungan langsung terhadap gerakan ini.  

Sepanjang pengalamaku menyusui ketiga buah hatiku, proses mengASIhi bayi itu memang amat tidak mudah. Banyak tantangan yang hadir, baik itu disebabkan oleh perubahan hormone maupun oleh lingkungan sekitar. Banyak ibu menyusui yang akhirnya meyerah, tapi tak sedikit pula yang berhasil, semua tergantung tekad dan kemauan para ibu tersebut. Aku yakin semua ibu pasti ingin berhasil menyusui anaknya. jadi, yuk bantu para ibu untuk menyusui, sekecil apapun dukungan kita, akan amat berarti bagi kesuksesan mereka dalam mengASIhi.


34 komentar:

  1. Eh jadi ASI tetap bisa keluar walau pernah berhenti menyusui ya. Catet ini karena banyak Ibu2 yang gak paham. Pas ASInya gak keluar sudah langsung berhenti aja dan berakhir jadi anak sufor. Padahal kan ASI tuh nutrisinya lengkap

    BalasHapus
  2. Bener banget nih Mba
    Biasanya kegagalan ASI eksklusif karena para grandparents yg masih sooo yesterdayyy
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
  3. Wah senang banget nih kalau ada GERLI kayak gini. semoga semakin ke daerah2 juga. Namun ternyata di daerah pun ibu2 masih banyak yang kasih mpasi di usia 4 bulan karena katanya yaaa "dulu nggak papa, gak bahaya" huhu..

    BalasHapus
  4. Yeayy berhasil relaktasi. Selamat ya mbk. Iyup kadang suka selisih paham sm kakek nenek bocil salah satunya terkait dg pemberian makn sebelum waktunya. Katanya, biar ndak nyusu terus..*lah. Drpda debat, aku milih ngajak beliau utk ikut aku konsultasi tanya tanya ke dokter anak. Biar dpet informasi langsung dr ahlinya.

    BalasHapus
  5. Aku jadi inget menyusui kedua anakku. Anak pertama hanya bisa ASI sampai umur 1 tahun, karena aku keburu hamil anak ke dua. Tapi waktu anak ke dua itu sampai 2 tahun minum ASI.
    Setuju banget nih dengan adanya program Gerli ini. Karena terkadang masih ada kakek atau nenek yang masih menganut memberi makan di bawah 6 bulan. malah akhirnya suka berantem :(
    untungnya orangtua aku masih bisa mengerti jadi tidak terlalu sulit mengedukasinya :)

    BalasHapus
  6. Pengetahuan memang selalu berkembang ya.. yg dulu setahuku menyusui hanya bisa dilakukan setelah ibu hamil dan memproduksi ASI selama kehamilan itu..ternyata kini ASI bisa diproduksi tanpa harus hamil y? Wah..pengetahuan penting nih.. TFS mba..

    BalasHapus
  7. Memang sih, sebenarnya lansia butuh edukas, karena pengaaman mereka pasti beda dengan perkembangan jaman. Ilmu yg terus berkembang kaitannya dengan pemberian asupan pada bayi, kakek dn nenek wajib tahu

    BalasHapus
  8. Aku baru tahu kalau ASI tetap bisa keluar walau sempat berhenti. Hiks menyesalnya baru tahu sekarang. Dulu karena sempat tak keluar lagi jadinya kukira ya memang tak keluar. Alhasil Audiku tak sampai 6 bulan minum ASI-nya. Padahal ternyata masih bisa ya.

    BalasHapus
  9. Namanya meng-ASI-hi butuh dukungan dari seluruh pihak yang terlibat dalam pengasuhan bayi ya mbak. Dan kakek nenek adalah bagian dari tim sukses lulus ASI ya

    BalasHapus
  10. Nah, ini! Pihak keluarga lain juga harus tau tentang pentingnya ASI. Kadang-kadang istri sudah mendapat support system dari suami. Tetapi, merasa 'terganggu' dengan sikap orang tua atau mertua

    BalasHapus
  11. ASI itu emang penting banget yaa, selain kandungannya yang pasti berbeda dengan susu formula, ini juga pemberian tuhan yang nggak harus mengeluarakan uang banyak, semoga kelak kalo sudah punya anak bisa full Asi juga sampe 2 tahun hehehe

    BalasHapus
  12. Ini tahun ketigaku menyusui Mbak.. nano2 rasnaya haha yg terpenting niat baik dan ikhtiar memberi yg terbaik untuk anak. Doain ya biar bisa lancar terus ASIkuu dan anak2 pun sehat :D

    BalasHapus
  13. Bener banget ini di tempat saya ayah ibunya kerja anak dititip ke neneknya wah daripada bikin asi dari kulkas harus diangetin katanya ribet, udah beli susu instan aja dan kasih ke cucunya. Harus baca ini tuh lansia ya

    BalasHapus
  14. Iya ASI tuh memang penting ya Mba..aku anak semua ASI to yg kedua gagal ekslusif ..perlu dukungan n support org sekitar memang..

    BalasHapus
  15. Memberi ASI memang butuh dukungan nggak hanya dari suami. Tapi penting juga dari kakek neneknya, apalagi kalo mereka ikut mengasuh ya.

    BalasHapus
  16. Allhamdulillah aku berhasil kasih ASI exclusive plus dilanjut sampai 2 th. Tapi memang itu buth dukungan orangtua termasuk kakek nenek. Selain itu keluarga jauh yang datang juga harus diwaspadai hihihi biasanya suka nyuruh2 minum susu tambahan tuh, aku biasanya jutekon aja hahaha

    BalasHapus
  17. Alhamdullilah aku bebas memberi ASI dalam arti gada yang nyinyir bayi dikasih selain ASI. Jadi merasa tersupport aja dengan kebebasan ini hehehe

    BalasHapus
  18. Edukasi seperti ini memeang harus kita lakukan dan sering ya mba. Soalnya masih banyak juga yang belum terinformasikan dengan baik

    BalasHapus
  19. Baca ini saya jadi inget waktu masih kasih ASi ke anak-anak dan alhamdulillah semua Asi ekslusif sampai 6 bulan dan bahkan si kaka sendiri aku kasih ASI sampai 2th hehe.

    BalasHapus
  20. Wkkwk sebentar lagi aku bisa gabung nih. Insya Allah ntar kalau punya cucu dukung banget ASI. Kalau anakku kerja, aku mau deh jemput ASInya atau antar baby buat nenen

    BalasHapus
  21. GERLI ini ada di seluruh Indonesia kan ya? Ibu-ibu sekarang banyak yg kerja. Support system seperti kakek & nenek memang bisa banget dilibatkan untuk masalah ASI ini.

    BalasHapus
  22. BUtuh full support ya Mba, buat ibu yg mau melahirkan, ibu mengASIhi dan selanjutnya. Rasanya masaih banyak peran2 yg belum saya lewati :)

    BalasHapus
  23. Wuih, keren nih acaranya. Dengan menggandeng para lansia yang notabene merupakan kakek dan nenek ya. Iya banget deh, menyusui memang perlu dukungan dari banyak pihak. Termasuk kakek dan nenek. Huhuhu... aku dulu ngerasain banget gak dapet dukungan saat susah ngASI dari orang tua. Mereka malah nyaranin anakku dikasih sufor. Padahal mungkin, masalah ASI-ku cuma dari psikis aja. :(

    BalasHapus
  24. Hehehee...jaman anak-anakku masih bayi aku termasuk yang kena pengaruh memberi makan pada bayi sebelum usia 6 bulan. Memang harus sharing pendapat tentang perbedaan pola asuh dengan orang tua, perlu juga kita kemukakan apa kelemahan dari metode lama itu kepada mereka. Asalkan penyampaiannya baik-baik saja, mereka tentu akan mengerti.

    BalasHapus
  25. Gerakan Relawan Lansia, saya setuju dan senang banget lihat program ini mbak. Apalagi di usia mereka yang sudah lanjut butuh komunitas dan perhatian yang lebih.

    BalasHapus
  26. memang akan lebih baik jika kita semua mendukung ASI ya mbaa...dan pola makan yang sehat. Kakek nenek pun bias ikut andil di siniii

    BalasHapus
  27. Namanya unik yaa...GERLI.
    Hihii...dan memang orangtua butuh banyak kegiatan, termasuk dilibatkan dalam pengasuhan.

    BalasHapus
  28. MasyaAllah... Aku salut dengan ibu2 yang mau relaktasi, soalnya kebanyakan begitu ASI yang keluar dikit langsung menyerah ��

    Barakallah, Mbak.. Semoga makin banyak support system yang mau mendukung busui dan menjaganya tetap bahagia

    BalasHapus
  29. Bener banget nih. Keberhasilan pemberian ASI juga harus didukung oleh kakek neneknya. Banyak yg gagal kasih ASI, gara-gara pemikiran kolot kakek Nenek. Sedih jadinya.

    BalasHapus
  30. Acaranya bertabur ilmu ya Mba.
    Keren dengan bunda-bunda yang relatasi. Meski belum pengalaman melahirkan dan menyusui. Tapi keren ini.

    BalasHapus
  31. Ayo dong GERLI sosialisasi sampai ke desa-desa
    Kebetulan nih banyak seumuran yang disebutkan di atas di kampung mertuaku yang masih kurang mendukung ASI karena kurang paham

    BalasHapus
  32. ternyata gerakannya keren juga, baru tahu lho ada gerakan seperti ini mba. semoga suksess

    BalasHapus
  33. Edukasi tentang ASI kayaknya masih terus perlu dilakukan, ya. Di kota besar pun, masih ada yang memberi makan non-ASI ke bayi sebelum 6 bulan padahal usia segitu belum perlu makanan selain ASI kalau bayi normal.

    BalasHapus
  34. Edukasi tentang asi memang sangat penting dilakukan agar anak Indonesia menjadi lebih sehat

    BalasHapus