26/11/19

Kapan Sanitasi Aman...? Lebih Cepat Tentu Lebih Baik.





Bukan suatu hal yang mengherankan jika ada suatu daerah terpencil yang sebagian besar warganya tidak memiliki akses sanitasi yang baik, namun akan jadi suatu hal yang mengejutkan jika hal tersebut ditemukan di Ibu kota Jakarta yang notabene adalah Ibu kota republik Indonesia. Aku sama sekali tidak mencoba untuk mendiskreditkan suatu daerah, tentu akan lebih baik jika seluruh daerah di Indonesia bisa memiliki akses sanitasi yang baik itu. Namun yang ingin aku tekankan dalam tulisan ini adalah bukankah sudah seharusnya Ibu Kota Jakarta dijadikan ‘contoh’ sanitasi yang baik bagi seluruh warga Negara Indonesia…? Apa jadinya jika ternyata ibu kota pun masih belum terbebas dari masalah sanitasi ini…?

Jujur aku agak kaget saat mengetahui fakta bahwa dibalik gedung-gedung pencakar langit yang ada di Ibu kota Jakarta terselip kisah kelabu soal sanitasi ini. Ternyata ada sekitar 4% warga Jakarta yang belum paham sepenuhnya soal konsep dan penerapan sanitasi aman dalam kesehariannya, terutama mereka yang tinggal di bantaran kali. For your information kebanyakan dari mereka terbiasa memiliki WC tapi tidak memiliki septictank, jadi kotorannya langsung dialirkan ke sungai.



Tak hanya itu saja, sebagian besar warga Jakarta yang telah memiliki septic tank pun ternyata mengaku belum secara rutin menguras tanki septiknya. Mereka hanya menguras septic tank jika sudah mengalami masalah saja. Padahal, septic tank itu harus dikuras secara berkala setiap 2-3 tahun sekali. Alasannya tak lain adalah karena septic tank yang penuh jadi lebih rawan bocor sehingga kotorannya bisa mencemari lingkungan sekitar.

Hal ini jelas tidak bisa kita biarkan begitu saja, karena akan ada dampak besar yang mengintai kita, baik di masa sekarang maupun di masa depan. Salah satu yang paling nyata adalah karena bakteri e-colli dari limbah domestic yang tidak dikelola dengan baik itu akan menyebarkan penyakit, dan bisa ditebak anak-anak lah yang akan menjadi sasaran utama penyakit-penyakit itu.



Fakta itu berhasil aku dapatkan ketika mengikuti acara talkshow bertajuk ‘Kapan Sanitasi aman…?’ bersama PD PAL Jaya dan USAID IUWASH PLUSbeberapa waktu yang lalu di daerah tebet, Jakarta Selatan. Kurang lebih sanitasi aman bisa kita artikan sebagai sanitasi yang memutus sumber pencemaran limbah domestic ke sumber air.

Dalam acara talkshow tersebut, para pembicara kompak menyuarakan beberapa alasan kenapa Jakarta masih belum bisa bebas dari hal ini, diantaranya seperti rendahnya perekonomian warga di bantaran kali, lahan yang semakin sempit, serta kebiasaan masyarakat yang menyukai kepraktisan. Hal inilah yang menjadi peer kita semua untuk sesegera mungkin mewujudkan sanitasi aman



Ya, selain kebiasaan warga mengalirkan ‘kotorannya’ langsung ke sungai, tantangan lain yang harus kita hadapi adalah minimnya lahan di ibu kota. Kriteria jarak 10 meter yang harus ada antara septic tank dan sumber air terasa begitu sulit didapatkan warga Jakarta bukan…?  Jika dipaksakan sumber air pun akan semakin terancam kebersihannya.

Kabar baiknya, saat ini sudah ada warga Jakarta yang memiliki kesadaran untuk membangun IPAL Biofilter di rumahnya secara pribadi maupun kelompok. Simpelnya IPAL Biofilter ini semacam septic tank yang bisa mengolah limbah domestic tersebut sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Nah karena biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat IPAL Biofilter ini cukup mahal bagi warga yang tinggal di bantaran kali itu, tepatnya sekitar 5 jt, maka warga Tebet pun berinisiatif membangunnya secara komunal atau bersama-sama.   

Ipal Biofilter Komunal 


Selain dibangun secara komunal, kelak pemerintah daerah pun akan memfasilitasi warga yang ingin membangun septic tank secara angsuran. Nah sekarang tinggal kita nya saja yang mulai mengubah sudut pandang terkait pentingnya sanitasi ini, serta jangan lupa untuk selalu memberikan info pada mereka yang belum paham, karena masalah sanitasi ini bukan hanya masalah mereka saja, tapi masalah kita semua. Ingat selalu dampak yang ditimbulkan bisa saja mengintai kita meski sanitasi di rumah sendiri terbukti aman.


0 comments:

Posting Komentar