Sadar nggak sih, makin ke sini iklan produk
sunscreen itu makin banyak yaa. Hampir semua brand produk kecantikan mulai
memproduksi sunscreen. Kalaupun tidak memproduksinya secara langsung biasanya
ada saja produk mereka yang akhirnya ditambahkan dengan kandungan SPF di
dalamnya. Yup, kandungan SPF yang tinggi akan memiliki fungsi dan kegunaan yang
kurang lebih sama dengan sunscreen.
Sunscreen jelas bukan produk baru di dunia
kecantikan tanah air, dan sinar matahari yang jadi alasannya pun sudah ada sejak
dulu. Lalu, kenapa baru belakangan ini saja produk sunscreen marak diproduksi
yaa? Pernah terpikir juga ngga sih?
Ternyata jawabannya cukup simpel, karena memang
ada kebutuhan pasar di sana. Coba saja rasakan bagaimana teriknya sinar
matahari pada siang hari. Tak perlu sampai harus keluar rumah deh, cukup
matikan pendingin ruangan mu saja, duuh rasanya pasti panas banget.
Yup, beberapa tahun belakangan ini bumi kita
memang semakin panas. Bahkan di Indonesia yang berjuluk paru-paru dunia pun teriknya
sinar matahari tetap terasa menyiksa. Jadi wajar saja kalau akhirnya
brand-brand kecantikan ini menangkap peluang untuk memproduksi sunscreen yang
memang dibutuhkan banyak orang sebagai tabir surya.
Sekilas memang terkesan kalau yang jahat itu adalah matahari ya, tapi fakta nya sejak dulu sinar matahari tak mengalami perubahan drastis, ia tetap sama. Alih-alih matahari, justru bumi kita lah yang tanpa sadar telah berubah. Efek pemanasan Global akibat perilaku buruk manusia dalam menjaga bumi sudah sangat mengkhawatirkan.
Bukti-bukti kalau bumi sudah tak seperti dulu lagi
Selain kasus sunscreen yang kian marak
diproduksi, sebenarnya ada banyak bukti lain yang menunjukan perubahan drastis
pada bumi tempat tinggal kita ini. Contoh lain yang bisa kamu rasakan adalah
perubahan musim yang terkesan tak menentu, terutama di tanah air kita yang
terkenal sebagai negara tropis dengan dua musim utama nya.
Waktu kecil di sekolah kita diajarkan kalau
musim hujan terjadi pada bulan Oktober- Maret dan musim kemarau terjadi pada
bulan April-September. Jika pun ada pergeseran, biasanya tak akan terlalu jauh
dari bulan-bulan tersebut. Sekarang coba saja perhatikan, bahkan di bulan Juli
lalu yang seharusnya sudah masuk musim kemarau pun, ibu kota masih saja diguyur
hujan. Benar-benar susah diprediksi kapan tepatnya Indonesia akan masuk pada
musim tertentu.
Tak hanya itu saja, masih banyak
perubahan-perubahan lain yang tanpa kita sadari terus memberikan dampak besar
pada kualitas hidup manusia.
Bumi jauh berubah, kok bisa?
Sama seperti nenek, usia senja nya tak bisa
kita jadikan kambing hitam, yang ada hanyalah bagaimana cara kita merawat nya
agar senantiasa sehat dan lebih lama bersama kita. Nah bumi pun demikian, Usia
nya yang sudah semakin tua mungkin memang menjadi salah satu alasan terjadinya
banyak perubahan ini, tapi jelas bukan alasan utama nya.
Alasan utama kenapa bumi ini banyak bumi
berubah tak lain adalah karena kita semua yang kurang merawat nya. Hayooo siapa
yang masih suka buang-buang kertas dan memakai tissu secara berlebih? Ternyata
beberapa kebiasaan buruk yang terlihat sepele ini justru memberi dampak besar
pada perubahan bumi loh!
Kebayang ngga sih, Cuma karena kamu boros
kertas saja, bisa membuat bumi semakin
panas. Loh kok gitu? Ilustrasi nya
seperti ini, anggap satu orang membuang satu helai kertas saja dalam
satu hari, maka berdasarkan data penghuni bumi pada tahun 2020 akan ada sekitar
7,75 millliar helai kertas yang terbuang. Jika satu batang pohon menghasilkan
16 rim kertas, artinya akan ada 969 pohon yang tertebang demi memenuhi
kebutuhan tersebut. Wow, angka yang cukup fantastis yaa.
Meski demikian, kita pun tak bisa menolak
kemajuan jaman dan langsung menghindari pemakaian kertas begitu saja. Tenang,
saat ini sudah banyak kok industri kertas yang sudah menerapkan sistem
berkelanjutan pada hutan produksi milik nya. Jadi, pohon-pohon yang digunakan
untuk produksi kertas itu berasal dari hutan tanam industri yang memang
dikelola demi memenuhi kebutuhan pasar kertas tersebut. Tapiiiii, bukan berarti
kita boleh membuang-buang kertas yaa, tetap gunakan seperlunya saja.
Kasus pemakaian kertas ini hanya satu dari
sekian banyak kasus lain yang akhirnya akan memberi dampak perubahan pada bumi
tercinta kita ini. Bahkan bisa dikatakan hampir semua hal yang kita lakukan
akan memberi dampak tertentu. Lalu, kira-kira ada ngga ya yang bisa kita
lakukan untuk bumi ini? Jawabannya jelas ada dooong.
Langkah kecil untuk perubahan besar
Iyes, tak perlu sampai langsung menghentikan
pemakaian kertas atau tak mau menggunakan kendaraan bermotor kok, ternyata ada
banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan dan insya Allah dapat memberi
perubahan besar pada kelestarian bumi ini. Beberapa langkah kecil tersebut
contohnya seperti berikut ini,
Mengurangi pemakaian kantong plastik
Memakai kertas seperlunya
Mengganti pemakaian tisu dengan sapu tangan
kain
Menggunakan transportasi umum
Memakai produk sampai habis sebelum membeli
lagi
Dan masih banyak lagi hal lainnya.
Inspirasi keren dari lagu Dengar Alam Bernyanyi
Jujur, tulisan ini hadir di blog ini karena aku
terinspirasi dari lagu bertajuk Dengar Alam Bernyanyi yang aku dengarkan di
apple music. Lirik lagu nya yang puitis penuh makna dan berhasil menyadarkan ku
agar lebih perhatian pada bumi tercinta ini. Lagu Dengar Alam Bernyanyi ini
bisa kamu dengarkan di Spotify dan Apple Music, coba dengarkan deh.
O iya semakin banyak yang mendengarkan lagu
ini, maka akan semakin banyak juga royalty yang digunakan untuk perlindungan
hutan Indonesia. Asyik banget kan, Cuma dengan langkah kecil mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi
ini saja, kita sudah bisa memberi sesuatu #UntukmuBumiku dan ikut andil dalam
menjaga hutan di Indonesia. Yakin deh kalian juga mau dong ya gabung jadi
#TeamUpForImpact dan membuat #IndonesiaBikinBangga dengan #HutanKitaSultan
0 comments:
Posting Komentar