02/08/22

Dengar Alam Bernyanyi, langkah kecil mu begitu berarti

 


Sadar nggak sih, makin ke sini iklan produk sunscreen itu makin banyak yaa. Hampir semua brand produk kecantikan mulai memproduksi sunscreen. Kalaupun tidak memproduksinya secara langsung biasanya ada saja produk mereka yang akhirnya ditambahkan dengan kandungan SPF di dalamnya. Yup, kandungan SPF yang tinggi akan memiliki fungsi dan kegunaan yang kurang lebih sama dengan sunscreen. 

Sunscreen jelas bukan produk baru di dunia kecantikan tanah air, dan sinar matahari yang jadi alasannya pun sudah ada sejak dulu. Lalu, kenapa baru belakangan ini saja produk sunscreen marak diproduksi yaa? Pernah terpikir juga ngga sih?

Ternyata jawabannya cukup simpel, karena memang ada kebutuhan pasar di sana. Coba saja rasakan bagaimana teriknya sinar matahari pada siang hari. Tak perlu sampai harus keluar rumah deh, cukup matikan pendingin ruangan mu saja, duuh rasanya pasti panas banget.



Yup, beberapa tahun belakangan ini bumi kita memang semakin panas. Bahkan di Indonesia yang berjuluk paru-paru dunia pun teriknya sinar matahari tetap terasa menyiksa. Jadi wajar saja kalau akhirnya brand-brand kecantikan ini menangkap peluang untuk memproduksi sunscreen yang memang dibutuhkan banyak orang sebagai tabir surya.

Sekilas memang terkesan kalau yang jahat itu adalah matahari ya, tapi fakta nya sejak dulu sinar matahari tak mengalami perubahan drastis, ia tetap sama. Alih-alih matahari, justru bumi kita lah yang tanpa sadar telah berubah. Efek pemanasan Global akibat perilaku buruk manusia dalam menjaga bumi sudah sangat mengkhawatirkan.

Bukti-bukti kalau bumi sudah tak seperti dulu lagi

Selain kasus sunscreen yang kian marak diproduksi, sebenarnya ada banyak bukti lain yang menunjukan perubahan drastis pada bumi tempat tinggal kita ini. Contoh lain yang bisa kamu rasakan adalah perubahan musim yang terkesan tak menentu, terutama di tanah air kita yang terkenal sebagai negara tropis dengan dua musim utama nya.

Waktu kecil di sekolah kita diajarkan kalau musim hujan terjadi pada bulan Oktober- Maret dan musim kemarau terjadi pada bulan April-September. Jika pun ada pergeseran, biasanya tak akan terlalu jauh dari bulan-bulan tersebut. Sekarang coba saja perhatikan, bahkan di bulan Juli lalu yang seharusnya sudah masuk musim kemarau pun, ibu kota masih saja diguyur hujan. Benar-benar susah diprediksi kapan tepatnya Indonesia akan masuk pada musim tertentu.

Tak hanya itu saja, masih banyak perubahan-perubahan lain yang tanpa kita sadari terus memberikan dampak besar pada kualitas hidup manusia.

 

Bumi jauh berubah, kok bisa?

Sama seperti nenek, usia senja nya tak bisa kita jadikan kambing hitam, yang ada hanyalah bagaimana cara kita merawat nya agar senantiasa sehat dan lebih lama bersama kita. Nah bumi pun demikian, Usia nya yang sudah semakin tua mungkin memang menjadi salah satu alasan terjadinya banyak perubahan ini, tapi jelas bukan alasan utama nya.

Alasan utama kenapa bumi ini banyak bumi berubah tak lain adalah karena kita semua yang kurang merawat nya. Hayooo siapa yang masih suka buang-buang kertas dan memakai tissu secara berlebih? Ternyata beberapa kebiasaan buruk yang terlihat sepele ini justru memberi dampak besar pada perubahan bumi loh!

Kebayang ngga sih, Cuma karena kamu boros kertas  saja, bisa membuat bumi semakin panas. Loh kok gitu? Ilustrasi nya  seperti ini, anggap satu orang membuang satu helai kertas saja dalam satu hari, maka berdasarkan data penghuni bumi pada tahun 2020 akan ada sekitar 7,75 millliar helai kertas yang terbuang. Jika satu batang pohon menghasilkan 16 rim kertas, artinya akan ada 969 pohon yang tertebang demi memenuhi kebutuhan tersebut. Wow, angka yang cukup fantastis yaa.



Meski demikian, kita pun tak bisa menolak kemajuan jaman dan langsung menghindari pemakaian kertas begitu saja. Tenang, saat ini sudah banyak kok industri kertas yang sudah menerapkan sistem berkelanjutan pada hutan produksi milik nya. Jadi, pohon-pohon yang digunakan untuk produksi kertas itu berasal dari hutan tanam industri yang memang dikelola demi memenuhi kebutuhan pasar kertas tersebut. Tapiiiii, bukan berarti kita boleh membuang-buang kertas yaa, tetap gunakan seperlunya saja.

Kasus pemakaian kertas ini hanya satu dari sekian banyak kasus lain yang akhirnya akan memberi dampak perubahan pada bumi tercinta kita ini. Bahkan bisa dikatakan hampir semua hal yang kita lakukan akan memberi dampak tertentu. Lalu, kira-kira ada ngga ya yang bisa kita lakukan untuk bumi ini? Jawabannya jelas ada dooong.

 

Langkah kecil untuk perubahan besar

Iyes, tak perlu sampai langsung menghentikan pemakaian kertas atau tak mau menggunakan kendaraan bermotor kok, ternyata ada banyak langkah kecil yang bisa kita lakukan dan insya Allah dapat memberi perubahan besar pada kelestarian bumi ini. Beberapa langkah kecil tersebut contohnya seperti berikut ini,

Mengurangi pemakaian kantong plastik

Memakai kertas seperlunya

Mengganti pemakaian tisu dengan sapu tangan kain

Menggunakan transportasi umum

Memakai produk sampai habis sebelum membeli lagi

Dan masih banyak lagi hal lainnya.

 

Inspirasi keren dari lagu Dengar Alam Bernyanyi

Jujur, tulisan ini hadir di blog ini karena aku terinspirasi dari lagu bertajuk Dengar Alam Bernyanyi yang aku dengarkan di apple music. Lirik lagu nya yang puitis penuh makna dan berhasil menyadarkan ku agar lebih perhatian pada bumi tercinta ini. Lagu Dengar Alam Bernyanyi ini bisa kamu dengarkan di Spotify dan Apple Music, coba dengarkan deh.



O iya semakin banyak yang mendengarkan lagu ini, maka akan semakin banyak juga royalty yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia. Asyik banget kan, Cuma dengan langkah kecil mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi ini saja, kita sudah bisa memberi sesuatu #UntukmuBumiku dan ikut andil dalam menjaga hutan di Indonesia. Yakin deh kalian juga mau dong ya gabung jadi #TeamUpForImpact dan membuat #IndonesiaBikinBangga dengan #HutanKitaSultan

0 comments:

Posting Komentar