19/01/22

Review Film Merindu Cahaya de Amstel

Merindu Cahaya de Amstel

Nyatanya, kisah cinta segitiga tak selama nya membosankan untuk diikuti. Makna inilah yang kudapatkan saat berkesempatan menonton film Merindu Cahaya de Amstel pada acara pers conferencenya beberapa waktu lalu. Percaya lah, mengemas ‘hal biasa’ menjadi luar biasa ini tak mudah, butuh skill menulis tingkat dewa yang harus dimiliki, dan Kak Arumi E, penulis novel Merindu Cahaya de Amstel, ini pun berhasil membuktikannya.

Jujur, aku belum membaca novel asli dari Merindu Cahaya de Amstel yang merupakan karya kedua dari kak Arumi E ini, bahkan membaca sinopsis yang biasanya betebaran di laman media sosial pun sengaja tak kulakukan. Alasannya tak lain adalah karena aku memang ingin benar-benar menikmati alur cerita nya tanpa spoiler sedikit pun saat pertama kali menonton film itu di acara tersebut.  


Merindu Cahaya de Amstel, Kisah Cinta Segitiga Penuh Inspirasi


Singkatnya, Merindu Cahaya de Amstel ini menyajikan Kisah cinta segitiga antara Khadijah yang diperankan oleh Amanda Rawles, Nico (Bryan Domani), dan Kamala ( Rachel Amanda). Nah yang membuatnya jadi luar biasa untuk diikuti adalah karena tambahan premis penuh makna berupa perjalanan spiritual warga asli Belanda yang akhirnya menginspirasi muslim Indonesia untuk jadi lebih baik.  

Latar  yang dipilih sebagai lokasi film ini pun tak main-main, benar-benar di Amsterdam, Belanda, sesuai dengan latar dari kisah dalam novel nya. Sepanjang penayangan film Merindu Cahaya de Amstel ini penonton seolah diajak jalan-jalan secara virtual ke negeri kincir angin tersebut.

Merindu Cahaya de Amstel


Tak hanya latar kisahnya saja yang akan memanjakan penonton, tapi ada banyak insight baru dari quote-quote yang disampaikan oleh para pemainnya. Sedikit cerita, proses reading dari film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu ini dilakukan sampai 2 bulan loh. Hal ini karena para pemain dan kru benar-benar berhati-hati dalam pemilihan kata dan penuturannya, agar apa yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik tanpa terkesan menggurui.

Gini, bicara soal religi ini kan berkaitan erat dengan keyakinan seseorang. Tentu tak mudah untuk bisa menyampaikannya secara halus dan mengena. Sebagian besar orang tak suka kalau dinasehati secara langsung bukan?! Nah film Merindu Cahaya de Amstel ini ingin memberikan inspirasi secara halus pada para penontonnya.

Merindu Cahaya de Amstel


Sebagai contoh, dalam satu adegan ada pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang tokohnya, ‘kenapa seorang wanita muslim harus berhijab?’ kurang lebih begitu pertanyaannya. Aku terkesan dengan jawaban yang diberikan. Ustadzah Oki tak lantas memberikan dalil-dalil dalam bahasa arab tapi justru mengumpamakan dengan dua buah permen, yang satu sudah dibuka dan yang satu masih tertutup.

Ia menggenggam kedua permen tersebut dengan kedua tangannya, lalu memberikan pilihan pada si penanya. Manakah yang lebih baik untuk dipilih? Jawaban dari pertanyaan tersebut, secara tak sadar sudah menjawab pertanyaan soal hijab tadi. Sungguh jawaban yang cerdas.

Selain pertanyaan soal hijab, ada banyak quotes lain yang insya Allah akan menginspirasi penonton. Jangan kan penontonnya, para pemainnya pun mengaku mendapat pengalaman spiritual yang berbeda selama dan setelah proses syuting film ini. Semua jadi tersentil untuk lebih baik lagi.

Merindu Cahaya de Amstel


O iya, meski film ini masuk kategori drama religi, ada tambahan humor dari Ridwan Remin yang berperan sebagai Joko, teman Nico  yang membuat penonton terhibur. Kehadiran Joko ini membuat suasana jadi makin lengkap, romansa nya dapet, religi nya ada, plus kocak nya pun ada.  

Film ini sebenarnya sudah selesai syuting dua tahun yang lalu, namun sayang, karena pandemi film Meirndu Cahaya de Amstel ini pun baru bisa ditayangkan pada Januari 2022. Tepatnya, serentak tayang di seluruh bioskop yang ada di Indonesia pada tanggal 20 Januari 2022. Jadi, jangan lupa luangkan waktu dan ajak orang terdekatmu yaa.

 

This entry was posted in

1 komentar:

  1. Mengajak orang lebih baik agar yang diajak tidak merasa di gurui tapi dibimbing.

    Film islami di max streming Asik bisa nonton film islami tidak hanya pas ramadan

    BalasHapus