25/03/18

Obat TB gratis, yuk mari #TOSSTB

Obat TB gratis, ini menjadi salah satu hal yang paling aku syukuri disepanjang tahun 2017 lalu. Alhamdulillah karena kebijakan pemerintah Indonesia ini, teman baikku, sebut saja dia R, bisa lolos dari maut dan dapat kembali melanjutkan aktivitasnya setelah berhasil terbebas dari kuman TB yang sempat bersarang di perutnya.



Kuman Myctobacterium tubercolosis itu membuat perutnya membesar secara tiba-tiba dan sempat dikait-kaitkan dengan hal-hal berbau mistis oleh masyarakat sekitar. Kaget pastinya, mengingat R bukanlah tipe orang yang sembrono dalam menjaga kesehatan. Bahkan bisa dibilang ia lebih bisa diandalkan dalam hal ini dibanding aku. Pola hidup sehat seakan sudah menjadi ‘teman baik’nya.

Namun memang begitulah sifat dari kuman yang ditemukan oleh Robert Koch tersebut, ia tidak pandang bulu dalam memilih siapa saja yang akan ia hinggapi. Baik itu dari kalangan menengah kebawah maupun kalangan borjuis, bahkan bapak presiden ketiga kita, BJ Habiebie pun sempat terserang kuman TB ini.

Proses penularannya yang terbilang mudah, yaitu hanya dengan melalui udara, membuat kuman TB menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban TB yang cukup tinggi. Menurut data yang ada, kejadian TB pertahun di Indonesia hingga mencapai 1.020.000 kasus. Angka yang amat fantastis dan akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat tentunya.

Bukan hal yang mustahil kalau angka tersebut akan terus meningkat lagi jika kita tidak segera mengambil tindakan nyata dalam memberantas TB di Indonesia. Bahasanya memang terdengar agak berat, padahal sebenarnya tidak seberat kenyataannya kok... Hal utama yang harus kita lakukan adalah TOSS TB, Temukan Obati Sampai Sembuh TB, suatu campaign yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah kita.

Pengetahuan seputar situasi terkini program penanggulangan tuberkulosis di Indonesia ini aku dapatkan saat menghadiri workshop blogger dalam rangka hari TB sedunia di Kementrian kesehatan pada 19 Maret 2018 lalu. Dalam workshop yang mengahdirkan Dr. Anung Sugihantono, M.Kes sebagai salah satu pembicaranya tersebut, aku dikenalkan pada campaign TOSS TB tadi.

peserta workshop blogger


TOSS TB adalah langkah awal peran serta kita sebagai masyarakat Indonesia, lebih tepatnya ini adalah langkah kita agar terhindar dari TB. Ingat, siapapun bisa terkena TB, termasuk kita. Oleh karena itu, selain bermanfaat bagi orang lain disekitar kita, dengan melakukan TOSS TB otomatis kita pun melindungi diri kita sendiri dari TB.

Temukan


Temukan, kata ini merupakan hal pertama yang harus kita lakukan. Sayangnya hal ini tidak semudah yang kita bayangkan. Stigma serta perlakuan negatif terhadap penderita TB membuat banyak orang tidak mau mengungkapkan secara jujur kalau dia sudah terserang TB. Angka penemuannya terbilang amat rendah, hanya sekitar 32% yang terdata karena banyak yang tidak terlaporkan (underreporting).

Tentunya hal ini membuat partisipasi kita sebagai masyarakat umum amatlah penting. Kita jelas harus paham betul apa saja gejala dari TB itu sendiri, berikut adalah gejala dari TB yang lazim ada pada penderita TB,
1. Batuk terus menerus lebih dari 2 minggu, baik itu berdahak atau tidak berdahak. Pada sebagian kasus bahkan sampai ada bercak darah disetiap batuknya.
2. Demam atau meriang berkepanjangan
3. Sesak napas dan nyeri dada
4. Berkeringat tanpa sebab di malam hari
5. Nafsu makan menurun
6. Berat badan menurun drastis

Dengan menemukan para penderita TB, sama artinya kita sudah selangkah lebih maju dalam perang melawan TB.

Obati


Jika kita menemukan gejala-gejala tersebut pada orang sekitar, maka kitapun dapat mengarahkan mereka agar segera mengecek kesehatannya secara menyeluruh dan sesegera mungkin mengobatinya jika terukti positif terserang TB.

Pengobatan TBC Sensitif Obat berlangsung selama 6-8 bulan dan terbagi dalam dua tahap yaitu tahap awal, setiap hari di 2-3 bulan pertama serta tahap lanjutan, 3 kali seminggu di 4-5 bulan berikutnya. Jangan takut untuk berobat karena obat TB gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pak Edi Junaedi, mantan penderita TB


Sampai Sembuh


Pengobatan TB ini harus benar-benar tuntas agar dapat sembuh dan tidak menularkannya ke orang lain. Jika pengobatan yang dilakukan tidak tuntas maka Obat Anti TBC (OAT) biasa tidak dapat membunuh kuman sehingga pasien tidak bisa disembuhkan dan pengobatannya akan menjadi lebih lama serta dengan biaya yang mencapai hingga 200 kali lipat.

Jadi, yuk mulai langkah nyata kita dalam memerangi TB di Indonesia dengan #TOSSTB.








8 komentar:

  1. Noted, pengobatan TB selama 6 bulan artinya harus teratur minum obat selama 6 bulan. Bukan ketika badan enakan dikit lalu abai minum obat.

    BalasHapus
  2. TB salah satu penyakit yg mnakutkn y perlu suppot keluarga utk sembuh krn hrs konsumsi obat smp sembuh benar

    BalasHapus
  3. Padahal obst TBC itu grstis ya, tapi banyak yang malas berobat.

    BalasHapus
  4. Wah harus diingat terus gejalanya nih. Jaga kebersihan dan sanitasi salah satu cara mencegah juga ya.

    BalasHapus
  5. Utk pengobatannya harus rutin selama 6 bulan. Oleh sebab itu perlu adanya pengawasan dari org terdekatnya

    BalasHapus
  6. Enak ya skrg mah gratis 100%.mudah2an Indonesia nanti bebas TB

    BalasHapus
  7. Salah satu penyakit yang sangat bikin aku khawatir nih mbak. Apalagi cuaca skrg sedang kurang bersahabat seperti ini.

    BalasHapus
  8. Dengan toss bisa mengurangi penderita tbc dan kita toss ah Karna turut membantu menyiarkan tbc, tbc permaslahan kita semua

    BalasHapus